BPOM Beberkan Efek Samping Vaksin Johnson & Johnson CNN Indonesia

 

BPOM Beberkan Efek Samping Vaksin Johnson & Johnson

CNN Indonesia
Rabu, 08/09/2021 15:34
BPOM mengungkapkan sejumlah efek samping vaksin Johnson & Johnson, diantaranya nyeri, kemerahan, dan sakit kepala.
Vaksin Johnson & Johnson. (REUTERS/Gaelen Morse)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membeberkan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari pemberian vaksin virus corona (covid-19) produksi perusahaan Johnson & Johnson (J&J) dan CanSino yang telah mengantongi izin penggunaan darurat (EUA) oleh BPOM pada Selasa (7/9) kemarin.

Kepala BPOM Penny K Lukito sekaligus memastikan bahwa kedua jenis vaksin ini telah melalui pengkajian yang intensif terhadap keamanan, khasiat, dan juga mutu vaksin.

"Dari hasil kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari sisi keamanan, secara umum pemberian kedua vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik," kata Penny dikutip dari situs BPOM, Rabu (8/9).

Penny menjelaskan, reaksi lokal maupun sistemik dari pemberian vaksin Janssen produksi J&J menunjukkan tingkat keparahan grade 1 dan 2. Demikian pula dengan vaksin Convidecia produksi CanSino.

Lihat Juga :

KIPI dari kedua vaksin tersebut menunjukkan reaksi ringan hingga sedang. KIPI lokal yang umum terjadi, antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, sementara KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah (fatique), nyeri otot (myalgia), mengantuk, mual (nausea), muntah, demam (pyrexia), dan diare.

Penny sekaligus menginformasikan, bersamaan dengan penerbitan EUA kedua vaksin tersebut, BPOM juga menerbitkan factsheet yang berisi informasi lebih lengkap terkait keamanan dan efikasi vaksin, serta hal-hal yang harus menjadi kewaspadaan dalam penggunaan vaksin, termasuk monitoring kemungkinan efek samping atau KIPI dan pelaporannya.

"Factsheet ini dapat menjadi acuan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat dalam penggunaan vaksin tersebut," jelasnya.

Adapun dalam hal efikasi, berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Janssen untuk mencegah keseluruhan gejala covid-19 adalah sebesar 67,2 persen, dan efikasi untuk mencegah gejala covid-19 sedang hingga berat pada subjek di atas 18 tahun adalah sebesar 66,1 persen.

Sementara untuk vaksin Convidecia produksi CanSino, efikasi vaksin untuk perlindungan pada semua gejala covid-19 adalah sebesar 65,3 persen, dan untuk perlindungan terhadap kasus coid-19 berat sebesar 90,1 persen.

"Jadi hasilnya, kedua vaksin tersebut telah memenuhi standar persyaratan mutu," ujar Penny.

Lebih lanjut, Penny menyebut pemberian EUA terhadap kedua vaksin tersebut sebagai upaya dari BPOM dalam membantu pemerintah dalam hal akselerasi vaksin covid-19 di Indonesia.

Adapun dengan pemberian EUA pada kedua vaksin ini, maka BPOM setidaknya telah memberikan izin darurat pada sembilan jenis vaksin untuk penanganan pandemi covid-19. Mereka yakni Sinovac (CoronaVac), Vaksin covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Comirnaty (Pfizer), Sputnik-V, Johnson & Johnson, dan CanSino.

Lihat Juga :

Baca Juga

Komentar