Buat Karyawan yang Tolak Merger Indosat-Tri, Begini Aturannya
Market
Jumat, 17/09/2021 13:55 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) mengungkapkan ada sejumlah risiko termasuk pengunduran diri karyawan kedua perusahaan dalam proses merger keduanya yang ditargetkan rampung pada 1 Desember mendatang.
Pada Kamis malam (16/9/2021), manajemen Ooredoo QPSC (Ooredoo) sebagai pemegang saham terbesar ISAT dan dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) yang memiliki Tri Indonesia menyatakan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing perusahaan itu bernilai US$ 6 miliar atau setara dengan Rp 86 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
Deal tersebut terjadi setelah tiga kali diperpanjang karena alot soal harga. Dengan demikian Indosat akan menjadi perusahaan penerima penggabungan usaha dengan nama baru PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT).
"Direksi dari masing-masing Indosat dan Tri Indonesia mengakui sejumlah risiko dari penggabungan usaha ini, salah satunya potensi pengunduran diri karyawan," tulis manajemen ISAT dalam prospektus di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/9).
Manajemen ISAT mengungkapkan, sebagai akibat dari rancangan penggabungan usaha tersebut, terdapat kemungkinan tidak semua karyawan memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan penerima penggabungan (dalam hal ini yang menjadi penerima merger adalah Indosat).
"Terdapat risiko bahwa karyawan utama memilih untuk tidak berpartisipasi dalam perusahaan penerima penggabungan yang menyebabkan dampak negatif pada keberlangsungan usaha perusahaan penerima penggabungan. Jika hal ini terjadi dapat diantisipasi dengan memilih karyawan pengganti yang dapat melanjutkan kegiatan operasional setelah penggabungan usaha," tulis manajemen ISAT.
Sebab itu, Indosat Ooredoo Hutchison (perusahaan penerima penggabungan) akan berupaya mengurangi dampak tersebut dengan melakukan handover sebelum karyawan tersebut berhenti atau mengundurkan diri.
Lebih lanjut, dalam prospektus disebutkan, Indosat kan terus mengkaji struktur organisasi yang telah digabungkan dan efisiensi operasional yang diantisipasi, percampuran keterampilan, persyaratan kompetensi dan pengembangan staff sebagai suatu proses yang sedang berlangsung.
Setiap keputusan dalam kaitannya dengan perubahan ketenagakerjaan dan/atau organisasi akan mengikuti praktik industri yang relevan terhadap perihal rancang ulang organisasi.
Dampak dari rancang ulang organisasi pada perusahaan penerima penggabungan usaha (ISAT) yang mencakup aspek hubungan industrial akan mengikuti seluruh proses yang diperlukan sesuai dengan hukum, peraturan yang berlaku, dan akan mempertimbangkan praktik yang relevan tentang masalah ketenagakerjaan.
Manajemen ISAT menegaskan, pengembangan setiap paket pesangon dan rancangan komunikasi kepada karyawan yang terkena dampak juga akan mempertimbangkan aspek prinsip keadilan dengan tujuan utama untuk memastikan transisi yang mulus, meminimalkan kemungkinan gangguan terhadap bisnis dan membangun kepercayaan dan keyakinan bagi Indosat, sebagai penerima merger.
"Semua karyawan akan diperlakukan dengan wajar dan adil oleh perusahaan penerima penggabungan usaha tanpa melihat apakah karyawan pada awalnya dipekerjakan oleh H3I atau Indosat."
"Karyawan-karyawan di H3I yang memutuskan untuk tidak bergabung dengan perusahaan penerima penggabungan usaha [Indosat Ooredoo Hutchison] berhak untuk mendapatkan pembayaran pesangon sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis manajemen ISAT.
Adapun RUPSLB Indosat untuk menyetujui rancangan merger, perubahan Anggaran Dasar Indosat, dan perubahan komposisi direksi dan dewan komisaris Indosat Ooredoo Hutchison hasil dari penggabungan usaha akan digelar pada 22 Novermber mendatang.
Tanggal Efektif Penggabungan (dan efektivitas pengendalian bersama oleh CK Hutchison Indonesia dan Ooredoo South East Asia sehubungan dengan Perusahaan Penerima Penggabungan) yakni 1 Desember 2021.
Semula, ISAT-Tri menargetkan deal ini rampung pada 30 April 2021, lalu ditunda menjadi 30 Juni 2021, kemudian diperpanjang lagi hingga 16 Agustus lalu dan diundur lagi dengan tenggat 23 September mendatang yang akhirnya deal pada 16 September lalu.
Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.
"Transaksi telekomunikasi besar di Asia dengan nilai total hingga US$ 6 miliar. Transaksi ini gabungkan kedua perusahaan menjadi operator nomor dua yang lebih kuat di Indonesia dengan pendapatan tahunan hingga US$ 3 miliar," tulis manajemen ISAT dan Tri Indonesia, dalam keterangan resmi bersama, Kamis malam (16/9/2021).
"Penggabungan bisnis akan memberikan keuntungan bagi seluruh pemegang saham dan pelanggan, serta mempercepat transformasi digital Indonesia," tulis manajemen ISAT dan Tri Indonesia.
Adapun JPMorgan bertindak selaku penasihat keuangan eksklusif untuk Ooredoo Group. Goldman Sachs & Co. dan HSBC bertindak selaku penasihat keuangan gabungan untuk CK Hutchison. Barclays bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Indosat Ooredoo.
(tas/tas)
Komentar
Posting Komentar