Jalan Munir di Den Haag dan Perjuangan Membela HAM yang Tak Pernah Mati Halaman all - Kompas - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jalan Munir di Den Haag dan Perjuangan Membela HAM yang Tak Pernah Mati Halaman all - Kompas

Share This

 

Jalan Munir di Den Haag dan Perjuangan Membela HAM yang Tak Pernah Mati Halaman all - Kompas.com

Jalan Munir di Den Haag

DEN HAAG, KOMPAS.com - 7 September selalu jadi tanggal penting bagi perjuangan HAM di Indonesia.

Salah satu sosok aktivisnya, Munir Said Thalib, meregang nyawa di udara, tepatnya pada 7 September 2004.

Munir meninggal karena diracun. Fakta ini memang terdengar memilukan.

Tapi, semangat Munir justru tak pernah berhenti, surut, atau meredup. Sampai detik ini, gelora perjuangannya membela HAM terus menyala. Tak pernah mati. 

Berbicara Munir, salah satu apresiasi tertinggi pada perjuangannya sempat diberikan Belanda, yang menamakan salah satu jalan di Den Haag, dengan nama Jalan Munir.

Seperti diberitakan Kompas.com, Walikota Den Haag saat itu, Joziaas van Aartsen meresmikan Jalan Munir (Munirpad), yang diambil dari nama tokoh hak asasi manusia asal Indonesia itu, pada 14 April 2015.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Sekitar 80 orang hadir dalam peresmiannya saat itu, termasuk istri Munir, Suciwati, serta beberapa pegiat hak asasi manusia asal Indonesia dan mahasiswa Indonesia di Belanda.

Aartsen pun menyatakan apresiasinya atas perjuangan Munir.

Ia menegaskan bahwa Kota Den Haag mendukung upaya pemajuan HAM yang diperjuangkan almarhum Munir dan Suciwati.

Saat itu, Suciwati mengatakan bahwa pengabadian nama suaminya itu merupakan sebuah penghormatan besar baginya.

"Sayangnya bukan di tanah airnya sendiri. Bukan di negeri tempat ia lahir dan dibesarkan bersama orang-orang lain yang mengaku sebangsa,” kata Suciwati.

Munir, semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pegiat HAM.

Pada 7 September 2004, di atas pesawat jurusan Amsterdam, hal tragis itu terjadi.

Saat itu, Munir dalam perjalanan untuk melanjutkan studi ke Universitas Utrecht, Belanda.

Dalam perjalanan itu, dia meninggal karena racun yang dicampurkan ke dalam minumannya.

Prakarsa pemberian nama Jalan Munir ini disampaikan Walikota Den Haag pada acara Festival Film HAM "Movie That Matter" di Belanda pada 2011 lalu.

Namun, janji tersebut baru bisa terpenuhi pada 2015.

Peresmian ini dilakukan di sebuah kompleks perumahan yang baru dibuka.

Selain pemberian nama jalan, nama almarhum Munir juga menjadi nama salah satu ruang pertemuan di kantor Amnesty International Belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages