JK Sebut Negara Terdekat yang Bisa Membantu Afghanistan Hanya China By TRIBUNNEWS - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

JK Sebut Negara Terdekat yang Bisa Membantu Afghanistan Hanya China By TRIBUNNEWS

Share This

 

JK Sebut Negara Terdekat yang Bisa Membantu Afghanistan Hanya China

By
google.com
6 min

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Afghanistan tengah bergejolak dalam beberapa waktu belakangan. Penyebabnya tak lain adalah Taliban berhasil mengambil alih pemerintahan Afghanistan. Kondisi itu membuat warga Afghanistan berbondong-bondong ingin keluar dari sana.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) mengutarakan kekagumannya pada rakyat Afghanistan yang selama 20 tahun hidup di tengah konflik perebutan kekuasaan.

Negara-negara digdaya yang berusaha menjajah Afghanistan pun gagal dan dipaksa mundur.

"Negara Afghanistan ini rakyatnya luar biasa, selama 20 tahun terakhir konflik terus menerus. Sebelumnya, Inggris yang mau menjajah Afghanistan dikalahkan pada 1918. Tahun 80-an Uni Soviet masuk untuk mendorong komunisme di sana, juga mundur teratur. Sekarang Amerika kita tahu semua sudah terakhir menginjakkan kaki di Afghanistan. Semua negara besar kalah dalam konflik di sana," kata JK, dalam webinar CDCC 'The Phenomenon of Taliban and the Future of Peace and Reconsiliation in Afghanistan', Jumat (3/9/2021).

"Kemudian banyak konflik internalnya. Di-coup oleh PM-nya pada tahun 73, kemudian masuk Rusia, dilawan oleh Mujahidin. Konflik dengan TalibanTaliban menang. Setelah itu terjadi peristiwa 11 September di Amerika. Amerika kemudian mencari Osama Bin Laden, dan upaya demokratisasi, mendudukilah Afghanistan selama 20 tahun. Semua negara besar dikalahkan," imbuhnya.

JK pun berbagi pertanyaan besar akan seperti apa Afghanistan ke depannya.

Menurutnya tak bisa disalahkan ketika rakyat Afghanistan berpikir pemerintahan Taliban ke depan akan sama dengan pemerintahan Taliban 25 tahun silam. Sebab hal itu sudah menjadi trauma bagi rakyat Afghanistan.

Pemerintahan Taliban ke depan tak mudah dianalisa, kata JK, sebab hal tersebut sangat bergantung pada informasi yang dikeluarkan dan apa yang dilakukan oleh mereka.

Merujuk pada yang disampaikan pembicara pemerintah Afghanistan menyatakan pemerintahan kali ini akan lebih terbuka.

Hanya JK mengingatkan pelaksanaan di lapangan belum tentu bakal seperti pernyataan yang dilontarkan.

"Contohnya saja Gubernur Bank Sentral-nya yang baru itu (hanya) tamat SD kelas 3, pemegang kasirnya Taliban. Bagaimana memerintah dengan cara seperti itu? Dan juga menteri-menterinya juga diresmikan dalam beberapa hari ke depan," ucapnya.

Dia berujar banyak pihak di Afghanistan yang pesimis dengan situasi tersebut. Namun, JK mengajak semua pihak realistik bahwa Afghanistan di bawah Taliban pasti akan berubah.

Sebab jikalau Taliban mengulangi pemerintahan 25 tahun silam kemungkinan pemerintah Afghanistan tak akan mendapat respect dan pengakuan dari negara lain.

Ketika negara lain tak memberikan respect dan pengakuan, maka tak akan ada kerja sama antar negara yang kemudian berujung pada permasalahan ekonomi di Afghanistan.

"Kalau terjadi lagi seperti itu, tak ada yang mengakui pemerintahannya, maka ekonomi tak jalan. Ekonomi tak jalan maka pemerintah juga tak bisa jalan. Pemerintah tak jalan maka kembali lagi nanti jadi otoriter," kata JK.

Masalah yang dihadapi Taliban saat ini disebutnya ada beberapa. Salah satunya terkait masalah ekonomi, dimana Taliban tergolong kaya namun tak ada yang mengolah kekayaan tersebut.

Sementara dibandingkan dengan Indonesia, lanjutnya, mengundang 100 engineer muda untuk dilatih pertambangan di beberapa tempat.

Indonesia sendiri sempat mengundang pemerintah Afghanistan dan Taliban untuk melihat seperti apa penerapan ajaran Islam yang moderat di Indonesia.

"Anda lihat semua di masjid bagaimana, Anda lihat di pesantren bagaimana, Anda lihat di sekolah-sekolah Islam bagaimana. Jadi kita ingin memperlihatkan contoh yang baik bahwa dengan Islam yang moderat akan terjadi begini. Mudah-mudahan mereka berubah," jelasnya.

Kekhawatiran Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 ini bahwa Afghanistan akan hancur dengan sendirinya jika tak berubah.

Tak adanya perubahan diprediksi JK akan berimbas ke segala hal di Afghanistan, termasuk munculnya kembali anti-Taliban yang memicu konflik akan terus muncul.

"Kalau ekonominya hancur sendiri, maka pemerintahnya tidak bisa jalan lagi, timbul lagi anti-Taliban, akan bergerak lagi untuk menjatuhkan ini, maka akan berlanjut terus konflik ini sampai 60 tahun. Tapi menurut pendirian saya pasti mereka berubah," ungkapnya.

Berkaca pada pemerintahan eksekutif yang dicanangkan Taliban, JK memandang akan terjadi perubahan dimana mereka akan menjadi inklusif atau terbuka.

Kesulitan menanti jika Afghanistan tak menjadi negara yang terbuka.

Kelompok perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban terlibat dalam Latihan militer di daerah Malimah di Distrik Dara di Provinsi Panjshir pada Kamis
Kelompok perlawanan Afghanistan dan pasukan anti-Taliban terlibat dalam Latihan militer di daerah Malimah di Distrik Dara di Provinsi Panjshir pada Kamis

Menurut JK, negara terdekat yang bisa membantu mereka adalah China.

Hanya saja ketika China membantu pembiayaan, memikirkan infrastruktur Afghanistan, maka bukan tak mungkin terjadi penguasaan politik dan ekonomi oleh China di Afghanistan.

Menurut JK, hal tersebut akan memicu negara-negara barat untuk kembali 'membantu' Afghanistan, meski dengan alasan agar tak terjadi penguasaan oleh China.

Dia memandang skema itu bisa memudahkan Taliban, namun internal mereka akan kesulitan nantinya.

"Kalau selama ini dibiayai oleh Amerika 20 triliun selama 20 tahun, maka tentu walaupun orang Afghanistan mengatakan iya 20 triliun, tapi jatuhnya itu tetap kembali ke Amerika dalam bentuk pembelian senjata, dalam bentuk tentara atau bentuk apapun seperti itu. Tapi walaupun demikian, 20 tahun konflik itu penuh korban yang banyak, maka kita mendoakan mereka," kata JK.

"Sebenarnya penyelesaian akhir semua itu damai. Amerika sebenernya kan datang ke Afghanistan itu dengan dua tujuan, pertama ingin menangkap Osama Bin Laden, kedua ingin demokratisasi Afghanistan. Setelah itu terjadi lah pemilihan Presiden dengan pemilu, walaupun hanya diikuti oleh 20 persen penduduk, tidak banyak, hanya 3 juta orang suaranya dari penduduk 38 juta orang di sana," tambahnya.

Bagi JK, yang menjadi pertanyaan untuk pemerintahan Taliban adalah sampai sejauh mana mereka menjaga demokratisasi itu. Tentu tidak mudah kalau mereka ingin menerapkan seperti apa yang terjadi sebelumnya.

Menurut JK, semua akan bergantung pada sikap Taliban untuk mau terbuka atau tidak, karena pemerintahan tertutup akan menimbulkan berbagai risiko.

Dia mencontohkan kembali pengangkatan gubernur bank sentral Afghanistan yang langsung menunjuk kasir Taliban, dan bukannya profesional di pemerintahan, yang bisa menjadi salah satu masalah.

"Jadi kalau apa yang dikatakan oleh pihak Taliban oleh juru bicaranya di Kabul itu dilakukan, saya kira akan lanjut pemerintahan dengan baik. Tapi begitu tidak dilaksanakan, maka dunia akan tidak mau mengakui pemerintahan itu, kalau dunia tidak mengaku pemerintahan itu, maka ekonominya tidak jalan, tidak ada investasi, maka semua ini akan menjadi bagian daripada masalah yang lebih berat lagi di kemudian hari," jelas JK.

"Tapi harapan kita bahwa perdamaian yang dibentuk ini akan menjadi terbuka. Saya kira orang akan masuk investasi, ekonomi berjalan dan pemerintah itu berjalan, walaupun tentu tidak selurus atau tidak sebaik pemerintahan yang terakhir ini."

"Tapi itulah harapan kita semua, saya doakan karena mereka penduduknya 99,8 persen Islam akan berjalan dengan baik, kalau tidak maka akan jadi masalah besar hingga masalah politik di wilayah itu," tandasnya. (Tribunnetwork/Vincentius Jyestha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages