Kisah Ir. Sakirman Politbiro CC PKI, jadi Buronan Tentara hingga Tewas Ditembak di Tempat - TRIBUNNEWS

 

Kisah Ir. Sakirman Politbiro CC PKI, jadi Buronan Tentara hingga Tewas Ditembak di Tempat

By
google.com
3 min

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pada peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI ada sosok yang ikut terlibat yaitu Ir. Sakirman.

Dia adalah salah satu petinggi Politbiro CC PKI.

Dia dilahirkan pada tahun 1911, di Wonosobo, Jawa Tengah.

Dia juga adalah kakak kandung dari Siswondo Parman, salah satu korban yang diculik Resimen Tjakrabirawa dan meninggal dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Pasca G30S, Sakirman jadi buronan tentara. Pihak militer mengkonfirmasi bahwa dia ditangkap di Solo pada 1966, tetapi karena mencoba melarikan diri, Sakirman langsung ditembak di tempat. Sakirman meninggal dunia di Solo pada tahun 1966.

Sakirman tidak seperti kebanyakan pimpinan PKI yang berasal dari kalangan rakyat jelata saat itu.

Ir Sakirman adalah seorang lulusan ITB (saat itu bernama "Technische Hooge School" (THS)) dan berasal dari keluarga Mangkunegaran.

Pada tahun 1965 Ir. Sakirman termasuk generasi tua dengan banyak pengalaman perjuangan.

Sesudah proklamasi kemerdekaan 1945, Sakirman bergabung dengan AMRI, Slawi, Tegal.

Ia pun terlibat dalam Peristiwa Tiga Daerah di karesidenan Pekalongan yang meliputi Pekalongan, Brebes dan Pembebasan Tegal.

Namanya semakin dikenal luas ketika menjadi pemimpin eksekutif Lasjkar Rakjat Jawa Tengah sekitar tahun 1945. Lasjkar Rakjat tersebut juga mencakup wilayah Jawa Barat.

Hanya Lasjkar Rakyat Jawa Barat dipimpin oleh Chaerul Saleh dan Armunanto.

Lasjkar Rakyat ini bertujuan antara lain: memerangi buta huruf; meningkatkan kewaspadaan militer dan menangkap mata-mata musuh; dan melakukan kerja sama dengan rakyat terutama organisasi-organisasi buruh dan tani.

Lasjkar Rakyat dalam mengefektifkan kerja-kerjanya juga menerbitkan Soeara Lasjkar. Sejarah kehidupan Ir. Sakirman memang belum banyak ditulis, sehingga publik tak begitu mengenal siapa dan bagaimana perjalanan hidup Sakirman sebagai pejuang.

Walau begitu dari minimnya catatan yang ada, hidup Ir. Sakirman telah mewarnai sejarah beridirinya Republik Indonesia.

Pada bulan Mei 1946, Amir Sjarifuddin sebagai menteri pertahanan membentuk Biro Perjuangan yang merupakan biro khusus dalam lingkungan Kementerian Pertahanan.

Tujuannya untuk menampung laskar-laskar rakyat yang didirikan oleh partai-partai dan atau golongan-golongan yang turut berpartisipasi aktif dalam perjuangan bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan.

Djokosuyono dan Ir. Sakirman diangkat sebagai pimpinan biro dengan pangkat Mayor Jenderal .

Sebelumnya Ir Sakirman juga dipercaya Amir Sjarifuddin sebagai kepala biro pendidikan politik tentara (Pepolit) dengan pangkat Letnan Kolonel.

Pengangkatan Ir. Sakirman ini tentu didasarkan pada aktivitasnya yang tinggi dikelaskaran rakyat. (Wikipedia)

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Baca Juga

Komentar