Momen Langka Laut Bercahaya Selatan Jawa Kerap Terjadi di RI
Rabu, 08/09/2021 07:59
Jakarta, CNN Indonesia --
Indonesia dilaporkan menjadi lokasi yang paling sering terjadi peristiwa langka laut bercahaya terang di malam hari (milky seas).
Berdasarkan laporan, hanya sekitar dua atau tiga milky seas yang terjadi per tahun di seluruh dunia. Namun, sebagian besar di perairan barat laut Samudra Hindia dan lepas pantai Indonesia.
Hal ini berdasarkan hasil pengamatan para peneliti di Amerika Serikat membeberkan fenomena aneh, yakni laut yang bercahaya dalam gelap (milky sea), di laut selatan Jawa alias Samudera Hindia.
Pengamatan soal laut yang bercahaya ini sudah menjadi mitos sejak ratusan tahun lalu. Namun, karena ini adalah peristiwa langka, sehingga para peneliti kesulitan untuk mengetahui kapan dan dimana kejadian ini terjadi. Oleh karena itu, penelitian mengenai fenomena ini sangat terbatas. Namun, kini dengan memanfaatkan satelit, peneliti bisa memetakan dimana peristiwa ini terjadi.
Penampakan laut yang bercahaya sempat dituliskan seorang nahkoda kapal asal Amerika yang mendapatkan fenomena itu di lepas pantai Jawa pada 1854. Ia menggambarkan fenomena tersebut sebagai berikut.
"Seluruh tampilan lautan seperti dataran yang tertutup salju. Awan terlihat jarang di langit. Namun langit...tampak hitam seperti badai mengamuk. Pemandangan itu salah satu kemegahan yang mengerikan, laut telah berubah menjadi berwarna fosfor, dan langit yang digantung dalam kegelapan, bintang-bintang padam, tampaknya menunjukkan bahwa semua alam sedang mempersiapkan untuk kebakaran besar terakhir yang dipercaya terjadi untuk memusnahkan dunia material ini," demikian tertera dalam catatan Kapten Kingman dari kapal clipper Amerika Shooting Star, lepas pantai Jawa, Indonesia, 1854
Dari penelitian yang dilakukan oleh Institut Kerja Sama Penelitian Atmosfer (CIRA) Universitas Negeri Colorado (CSU), Amerika Serikat itu, fenomena laut bercahaya itu bisa bertahan hingga beberapa malam dan membentang hingga seluas 100 ribu kilometer.
Fenomena itu tidak hanya ditemukan di Indonesia, tapi juga dilokasi lain di sekitar Samudra Hindia hingga lepas pantai Afrika Timur yang meliputi Teluk Aden, Laut Somalia hingga Selat Guardafui. Hal ini seperti dikutip dari penjelasan yang tertera di situs Sekolah Teknik Walter Scott, Jr., Universitas Negeri Colorado.
Hal ini tertangkap kamera satelit yang merekam fenomena unik itu di laut selatan Jawa dengan bagian cahaya terbesar ada di selatan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Hal tersebut merupakan fenomena malam langka di mana permukaan laut memancarkan cahaya terang yang stabil yang dapat mencakup ribuan kilometer persegi.
Penyebab Laut Bercahaya

Dalam 200 kali penampakan yang terjadi selama abad ke-19, peneliti baru satu kali melakukan riset melewati permukaan air laut yang mengalami fenomena itu yakni pada 1985.
Para peneliti menyatakan bahwa fenomena aneh seperti laut bercahaya disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri yang bisa memancarkan cahaya atau ganggang laut di permukaan air.
Sedangkan dari pengamatan citra satelit, fenomena itu bisa ditangkap menggunakan sensor Indera Siang-Malam. Sensor satelit itu bisa mendeteksi cahaya di permukaan air laut yang terjadi di samping cahaya dari wilayah daratan.
"Sensor Indera Siang-Malam satelit tidak berhenti memukau dengan kemampuannya mengungkapkan cahaya di kegelapan malam. Layaknya Kapten Ahab di novel Moby-Dick, memburu fenomena permukaan laut bercahaya sudah menjadi perhatian saya selama bertahun-tahun," kata calon Direktur CIRA, Steve Miller.
Miller menyatakan dia dan tim peneliti menemukan 12 fenomena itu muncul dan menghilang antara 2012 sampai 2021. Selain itu, fenomena tersebut hanya bisa disaksikan pada malam hari dan mengikuti pergerakan air dan arus laut.
"Fenomena air laut bercahaya adalah kejadian alam yang belum bisa kami jelaskan," ujar Miller.
Lihat Juga :

Milky seas, kata Miller, merupakan bagian terkenal dari cerita rakyat maritime. Tetapi karena sifatnya yang terpencil dan sulit dipahami, mereka sangat sulit untuk dipelajari dan lebih menjadi bagian dari cerita rakyat itu daripada sains.
Dilansir dari Space, sampai saat ini, hanya satu kapal penelitian yang pernah menemukan milky seas. Kru mengumpulkan sampel dan menentukan strain bakteri bercahaya yang disebut Vibrio harveyi yang menjajah alga di permukaan air.
Tidak seperti bioluminesensi yang terjadi di dekat pantai, di mana organisme kecil yang disebut dinoflagellata berkedip cemerlang ketika terganggu, bakteri bercahaya bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda. Begitu populasi mereka menjadi cukup besar, sekitar 100 juta sel individu per mililiter air, mereka semua mulai bersinar dengan mantap.
Namun ahli biologi tahu persis tentang bakteri ini, apa yang menyebabkan tampilan masif ini tetap menjadi misteri. Karena jika bakteri yang tumbuh di alga adalah penyebab utama milky seas, maka seharusnya mereka akan terjadi di semua tempat dan dalam waktu yang lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar