Pengamat: Taliban Paksa Perempuan Orang Tua Tunggal Menikah
Kamis, 16/09/2021 18:07
Jakarta, CNN Indonesia --
Pengamat isu perempuan Dhyana Paramita mengatakan tak mudah bagi kaum perempuan hidup di Afghanistan selama rezim Taliban.
Dhyana yang pernah menjadi staf Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Kabul antara 2019-2021, menceritakan sejumlah kisah sedih yang pernah dialami kaum perempuan di Afghanistan di bawah cengkeraman Taliban.
Salah satu contohnya adalah terkait pernikahan paksa kepada para perempuan yang dilakukan Taliban.
"Kepala rumah tangga (single parent) perempuan akan dipaksa kawin oleh orang Taliban di pelosok Afghanistan," ujar Dhyana dalam diskusi publik bertajuk Afghanistan dan Nasib Perempuan di Bawah Pemerintahan Taliban di akun Youtube, LSM Setara.
Dhyana menganggap perempuan sama sekali tidak mendapatkan pilihan untuk menentukan nasib sendiri di Taliban.
"Mereka (kaum perempuan di Afghanistan) dianggap obyek, bukan subyek," ujar Dhyana.
Dhyana juga meminta masyarakat terutama di Indonesia, jangan mengaitkan kembalinya Taliban di Afghanistan dengan sentimen keagamaan.
"Di Afghanistan itu soal isu kemanusiaan, bukan isu agama. Ini masalah etnis, bukan masalah biasa. Segregasi etnis menyebabkan Afghanistan sulit bersatu," ujar Dhyana.
"Jangan sampai ada glorifikasi bahwa seolah ini kemenangan islam terhadap kafir. Berbahaya sekali kalau sampai begitu," ia menambahkan.
Senada dengan Dhyana, Pengamat Politik Timur Tengah, Dina Sulaeman, mengungkapkan bahwa dinamika yang terjadi di Taliban sama sekali tak ada hubungannya dengan isu-isu agama.
"Afghanistan tidak sedang baik-baik saja. Situasi di sana jauh lebih buruk, ironis," kata Diana.
(tim/bac)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar