Keakraban Gus Yahya dan Said Aqil Siradj Saat Pemungutan Suara Pemilihan Ketua Umum PBNU - TRIBUNNEWS

 

Keakraban Gus Yahya dan Said Aqil Siradj Saat Pemungutan Suara Pemilihan Ketua Umum PBNU - Halaman all

Editor: Adi Suhendi
Gus Yahya dan Said Aqil Siradj duduk berdampingan saat pemungutan suara Calon Ketum PBNU (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra)
Gus Yahya dan Said Aqil Siradj duduk berdampingan saat pemungutan suara Calon Ketum PBNU (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra)

TRIBUNNEWS.COM. BANDAR LAMPUNG - KH Said Aqil Siradj dan KH Yahya Cholil Staquf tampak duduk berdampingan menyaksikan pemungutan suara pemilihan Ketua Umum PBNU di di GSG Unila, Bandar Lampung, Jumat (24/12/2021).

Keduanya pun terlihat mengenakan kemeja putih, peci hitam, dan menggunakan masker.

Terlihat Said Aqil mengenakan masker berwarna biru muda.

Sedangkan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengenakan masker putih.

Terlihat juga ID card peserta Muktamar ke-34 NU dikenakan keduanya.

Kedua calon Ketua Umum PBNU tersebut tampak berbincang disela-sela pemungutan suara.

Keduanya tampak akrab tak seperti sedang saling berkompetisi untuk mendapat kursi Ketua Umum PBNU.

Said Aqil dan Gus Yahya sebelumnya memang memiliki posisi strategis di internal PBNU.

Said Aqil Ketua Umum PBNU dan Yahya Staquf Katib PBNU.

Saat ini mereka masih terus menyaksikan proses pemungutan suara yang dilakukan oleh PCNU, PCINU dan PWNU.

Para Muktamirin menyalurkan hak pilihnya secara bergantian sesuai instruksi panitia Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Sebelumnya diberitakan KH Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Siradj menyatakan kesediaanya untuk maju menjadi Calon Ketua Umum PBNU.

"Dengan ini dan berdasarkan suara hadirin maka saya bersedia melanjutkan proses pemilihan. Fastabiqul khoirot, apapun hasilnya harus kita terima dengan legowo," kata Said Aqil.

Gus Yahya dan Said Aqil Siradj duduk berdampingan saat pemungutan suara Calon Ketum PBNU. Muktamar NU 2021, PWNU dan PCNU Bergiliran Lakukan Pemungutan Suara. (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra)

Sementara itu, Gus Yahya peraih suara terbanyak dalam penghitungan suara bakal calon juga menyatakan kesiapannya untuk melanjutkan pemilihan melalui proses voting.

"Dengan ini saya menyatakan kesediaan sebagai calon ketua PBNU dan saya bersedia melanjutkan proses pemilihan," kata Yahya Staquf.

Diketahui KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan KH Said Aqil Siradj resmi menjadi Calon Ketua Umum PBNU berdasarkan hasil penghitungan suara Calon Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.

KH Yahya Cholil Staquf mengantongi 327 suara, kemudian disusul KH Said Aqil Siradj yang mendapatkan 203 suara, dan KH As'ad Said Ali mendapat 17 suara.

Calon Ketum PBNU berjalan memasuki arena pemungutan suara Calon Ketum PBNU (Tribunlampung.co.id / Deni Saputra)

Lalu KH Marzuqi Mustamar mendapat 1 suara dan Ramadan mendapat 1 suara.

Kemudian abstain 1 dan suara tidak sah 1.

Dengan demikian, Gus Yahya dan Said Aqil resmi menjadi Calon Ketua umum PBNU.

Keduanya memperoleh lebih dari 99 suara.

Sebagai catatan, seorang bakal calon berhak menjadi calon ketum PBNU jika mendapatkan minimal 99 suara.

Untuk diketahui, total ada 587 suara gabungan dari PWNU, PCNU, dan PCINU.

587 suara tersebut telah disalurkan menggunakan kertas tertulis yang dimasukan dalam kota suara.

Profil Gus Yahya

Dikutip dari Tribunnewswiki.com, KH Yahya Cholil Staquf atau yang biasa disapa Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Timur, 16 Februari 1966.

Gus Yahya merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang menjabat sebagai Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ayah Gus Yahya merupakan putra dari tokoh NU di Rembang dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), KH. Muhammad Cholil Bisri.

Ibu dari Gus Yahya bernama Muchisnah.

Gus Yahya adalah anak pertama dari delapan saudara dan salah satu adiknya, Gus Yaqut Cholill Qoumas adalah tokoh muda NU, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor yang kini menjadi Menteri Agama. 

Selain itu, Gus Yahya juga merupakan keponakan dari tokoh besar NU dan budayawan, KH. Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Gus Yahya dididik dalam pendidikan yang formal dan spiritual atau pesantrenan dan pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.

Gus Yahya merupakan lulusan fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Dibesarkan dari kultur Nahdilyin kuat dan kehidupan pesantren, dia pun pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.

Nama Gus Yahya mulai melejit ketika menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Pada tahun 2014, Gus Yahya menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yang bernama Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.

Pada 2015, dia juga terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Gus Yahya semakin dikenal ketika terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018, untuk menggantikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017, KH. Hasyim Muzadi.

Selain dikenal sebagai tokoh organisasi keagaaman, Gus Yahya adalah pegiat ikhwal "rahmah" untuk penyelesaian konflik kemanusiaan dunia.

Penulis: Deni Saputra

Baca Juga

Komentar