Nestapa Korban Semeru: Barang Dijarah Hingga Jadi Lokasi Syuting Sinetron - detikNews

 

Nestapa Korban Semeru: Barang Dijarah Hingga Jadi Lokasi Syuting Sinetron

Tim Detikcom - detikNews
Jumat, 24 Des 2021 10:26 WIB
Syuting sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM) disesalkan banyak pihak karena digelar di area pengungsian Erupsi Semeru. Syuting itu dinilai tidak etis.
Syuting sinetron di tengah bencana (Foto file: Nur Hadi Wicaksono/detikcom)
Surabaya -

Duka korban erupsi Gunung Semeru belum pudar. Banyak tangis yang belum kering usai kehilangan sanak saudara. Namun di tengah nestapa ini, ada saja sejumlah pihak yang mendulang keuntungan.

Koordinator Saver (Sahabat Volunteer Semeru) Sukaryo atau Cak Yo mengaku miris melihat situasi yang terjadi di pengungsian Semeru akhir-akhir ini.

Cak Yo menceritakan usai Awan Panas Guguran (APG) besar pada Sabtu (4/12), Semeru sempat ramai didatangi sejumlah 'wisatawan' dadakan. Mereka menjadi lokasi pascabencana menjadi latar untuk berswafoto atau selfie.

Tak berselang lama, kediaman para korban erupsi Gunung Semeru dilaporkan dijarah orang tak bertanggungjawab. Rumah-rumah ini dalam kondisi kosong saat ditinggalkan warga yang sedang mengungsi.

Setelah kejadian ini, Cak Yo menceritakan jika akses relawan yang hendak membantu korban Semeru sempat diperketat.

"Saya boleh dibilang mulai H+1 bencana awan panas guguran, kita sudah di lokasi, teman-teman nggak bawa bendera. Atas dasar kemanusiaan, atas dasar musibah, kita bantu. Setelah hari keempat, kelima mulai banyak yang selfie, banyak barang korban dicuri, akhirnya diperketat penjagaan masuk ke lokasi," papar Cak Yo.

"Akhirnya kita kesulitan akses masuk, kita daftar ke posko terkait potensi lokal, ternyata masih belum diakomodir awalnya," sesalnya.

Simak Video 'Syuting Sinetron TMTM di Semeru Dikecam Sana-sini':

Tak hanya itu, Cak Yo juga sempat menyoroti adanya syuting video klip oleh Sodiq Monata di tengah lokasi bencana. Saat itu, Sodiq syuting video klip untuk lagu bertajuk Rumini. Cak Yo sempat memprotes dan memviralkan hal ini hingga mendapat respon permintaan maaf dari Sodiq.

Cak Yo mengaku tak ingin banyak pihak yang memanfaatkan momentum bencana demi hal-hal komersil, salah satunya untuk kepentingan politik. Dia pun menyoroti temuan banyak baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di lokasi bencana.

"Selang beberapa hari, ada Ketua DPR Mbak Puan ke sana itu sempat ramai juga banyak baliho. Terus kemudian saya beranggapan gini, ayo kalau Mbak Puan kapasitasnya sebagai Ketua DPR tinjau warga di lokasi ya nggak apa, tapi tanpa memasang banner. Jangan memanfaatkan momen itu untuk kampanye, apa lagi politik," bebernya.

Cak Yo mengaku semakin miris saat mendapati lokasi pengungsian dijadikan tempat syuting sinetron. Bahkan, sinetron tersebut menampilkan adegan pelukan, yang mana dilihat anak-anak di pengungsian.

Cak Yo sempat memprotes syuting sinetron tersebut melalui postingan di Instagramnya. Dia menilai aktivitas ini kurang empati terhadap korban erupsi Gunung Semeru. Cak Yo mengaku mendapat video tersebut dari rekan relawan lain. Namun, relawan itu tak berani mempostingnya di medsos.

"Saya memberanikan diri memposting video tersebut, entah itu akan dikecam atau apa saya siap," kata Cak Yo.

Cak Yo mengaku memprotes hal ini bukan tanpa alasan. Dia menyebut memanfaatkan situasi bencana untuk kepentingan komersil itu tidak pantas. Apa lagi, masih banyak korban yang berduka hingga trauma usai kehilangan sanak saudaranya.

"Bagi kita, ayolah siapapun itu kalau dia niatnya peduli jangan mengambil kesempatan dalam bencana. Entah itu untuk konten atau sesuatu yang nggak pantas. Sekarang yang kita pikirkan itu bagaimana masyarakat pulih dan kondisi di sana lebih baik," tegasnya.

Dia pun menyesalkan akses perizinan yang bisa didapatkan orang-orang ini dengan mudah. Cak Yo membandingkan dengan saat para relawan mendapatkan izin untuk membantu korban.

"Selang beberapa jam juga ada kiriman teman terkait pembuatan sinetron itu. Saya juga menyoroti itu, kita orang lokal yang niat baik membantu saudara sendiri, prosedurnya rumit. Ini pembuatan video klip, kampanye, sampai syuting sinetron dipermudah," sesalnya.

"Saya nggak mau menyerang orang, siapapun dalam satu sisi, tapi saya miris melihatnya. Apa lagi untuk surat izin ke pemerintah itu ada dan pemerintah mengizinkan. Kalau video dokumenter untuk dokumentasi nggak masalah, tapi ini untuk komersil," tandasnya.

Baliho Puan di Semeru menjadi sorotan baru-baru ini. Baliho Ketua DPR RI ini banyak bertebaran di lokasi terdampak erupsi Semeru.
Baliho Puan di Semeru jadi sorotan diturunkan/ Foto: Dok. Satpol PP Lumajang

Sementara itu, warga menilai, syuting di lokasi bencana kurang etis. Seperti yang disampaikan salah seorang warga, Najmudin.

"Menurut saya produksi film di lokasi bencana kurang etis, karena ini tempat pengungsian. Dan tempat bencana ketika dikomersilkan kan kurang bagus," ujar Najmudin kepada detikcom.

"Kecuali produksi film ada imfact kepada pengungsi. Seperti hasil dari produksi film untuk pembuatan hunian sementara atau rumah warga terdampak (erupsi Semeru)," imbuhnya.




(hil/fat)

Baca Juga

Komentar