Belajar dari Kasus Atiqah Hasiholan dengan 3 Hasil Swab PCR Berbeda, Mana yang Benar?
Hal ini diungkapkan oleh Atiqah melalui unggahan di Insta Story di akun pribadi miliknya.
Atiqah Hasiholan bercerita, ia melakukan tiga kali tes swab dalam waktu sehari, tetapi ketiga hasilnya itu tidak sama persis.
"Dalam 1 hari: PCR pertama – positif, Swab antigen – negatif, PCR kedua - negatif
Tiga hari sebelumnya, istri dari Rio Dewanto ini menjalani tes swab antigen dan hasilnya selalu negatif.
“Note: dari tiga hari sebelumnya setiap hari, 1x sehari swab antigen – negatif,” lanjut Atiqah.
Atiqah Hasiholan mengaku tidak merasakan gejala Covid-19 sama sekali.
Atiqah menjalani tes PCR karena tengah menyelesaikan sebuah projek.
"Btw yes enggak ada gejala... Cuma karena lagi intense ada kerjaan dan salah satu teman ada yang positif , jadi untuk saling ngejaga intens ngecek," tulis Atiqah Hasiholan.
Sementara, anggota keluarganya yang lain juga dilakukan tes PCR dan mendapatkan hasil negatif.
Hasil swab PCR positif jadi acuan
Dengan kejadian seperti yang dialami Atiqah Hasiholan ini, apa yang harus dilakukan dan hasil mana yang bisa dipercaya?
Menanggapi hal ini, ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo menegaskan, dari hasil yang berbeda-beda tersebut, sebaiknya hasil positif yang harus diambil dan dipercaya.
"Kalau beda hasil (tes PCR-nya), ambil yang positif," kata Ahmad kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).
Hal ini dikarenakan, mengambil hasil yang positif daripada hasil negatif pada tes PCR yang dilakukan menjadi penting untuk bisa mengantisipasi risiko penularan pada anggota keluarga lainnya, terutama mereka yang tergolong kelompok rentan.
Orang-orang kelompok rentan dalam hal ini adalah mereka yang lansia, balita, dan orang-orang yang memiliki penyakit komorbid atau penyakit autoimun tidak terkontrol.
Ahmad menegaskan, hasil tes PCR positif itu tidak boleh tidak diterima atau tidak dipercayai, apalagi jika memang tempat melakukan tes itu adalah laboratorium yang terdaftar di Kementerian Kesehatan.
Umumnya, laboratorium yang sudah terdaftar di Kemenkes, berarti mereka adalah laboratorium yang sudah lolos uji profisiensi dan hasil yang dikeluarkan artinya tidak perlu diragukan lagi.
"Kecuali ada kesalahan mencolok, misalnya namanya keliru, atau seperti kasus salah satu klinik tes Covid-19 yang salah kirim hasil beberapa waktu lalu, nah itu baru boleh tes ulang," kata dia.
"Tapi kalau alasanya tidak bergejala, dan hasil positif, ya itu bukan alasan valid (untuk tes ulang), karena 50 persen yang terpapar virus memang tidak bergejala atau pra gejala," tambahnya.
Untuk pasien yang mendapatkan hasil konfirmasi positif Covid-19, dan tidak bergejala atau bergejala ringan harus segera melakukan isolasi mandiri dan melaporkan diri ke petugas kesehatan terdekat.
"Ya mereka isolasi mandiri saja," ujarnya.
"Kalo seminggu tidak ada gejala ya langsung bebas. Enggak perlu cek lagi PCR-nya," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar