Cara Agar Tak Tertipu Dakwah Serampangan, Ini Kata Gus Baha By Pikiran Rakyat

 

Cara Agar Tak Tertipu Dakwah Serampangan, Ini Kata Gus Baha

By
Novrisia Yulisdasari
prsoloraya.pikiran-rakyat.com
2 min
Gus Baha menjelaskan tentang larangan berteman dengan orang pelit. /Instagram.com/@ngajigusbahaonline
Gus Baha menjelaskan tentang larangan berteman dengan orang pelit. /Instagram.com/@ngajigusbahaonline
BERITASOLORAYA.com - Era digital menjadi tantangan tersendiri untuk memilih informasi yang benar dan salah.
Apalagi informasi yang mengandung ajaran dan nilai-nilai islam, terkadang sumbernya kurang jelas. 
Mudahnya mendapat berbagai informasi, banyak hal yang masuk tanpa diketahui kekredibelan informasi.
Alhasil banyak orang awam yang terombang-ambil. Jelas dan tidak, benar dan salah kadang menjadi abu-abu. 
Dikutip dari akun instagram @najwashihab, mengunggah video pendek tentang bagaimana 'Cara Agar Tak Tertipu Fatwa Tak Kredible'.
Video tersebut diunggah Najwa pada tanggal 20 November 2021. Video tersebut berisi wejangan Kh. Mustafa Bisri, Gus Baha dan Dr. M. Quraish Shihab. 
Pembicara terakhir ialah Gus Baha, yang membahas tentang bagaimana agar seseorang tak terombang-ambing dalam dakwah yang sembarangan. 
"Bagaimana kita agar tak terombang ambing dengan dakwah yang cenderung serampangan?" jelas akun instagram @najwashihab, menuliskan. 
Penjelasan Gus Baha mengumpamakan seperti fatwa Tsunami. Jika seseorang tidak memiliki krediblitas tertentu itu sudah tidak diikuti. 
"Tsunami fatwa di Medsos sebetulnya untuk kami-kami yang dimasyarakat atau dikampung itu gak pernah (mengalami) Tsunami.
Karena cara berpikir masyarakat kebanyakan, kalau orang tertentu tidak punya krediblitas yang ditekuni, itu sudah ndak diikuti," ucapnya. 
Gus Baha menambahkan, bahwa masalahnya masyarakat sendirilah yang terjebak. Hal itu disebabkan karena rata-rata diantara mereka tidak mengaji. 
"Masalahnya masyarakat sendiri yang terjebak ya, atau bahasa kasarnya Tertipu oleh fatwa-fatwa yang dari orang yang tidak kredible.
Itu mereka rata-rata memang enggak ngaji. Misalnya masyarakat kebanyakan ngaji ke Kyai. Ngaji fathul Qarib atau ngaji sulam taufiq.
Mereka akan mengerti kaidah-kaidah fiqih atau kaidah sah atau tidak sah, batal atau tidak batal," tambah Gus Baha.***

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya