Cari Fakta, Komnas HAM RI Turunkan Tim ke Desa Wadas
Banyak warga dewasa dan anak mengalami trauma
Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta, IDN Times - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI menerjunkan tim ke Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, untuk menggali keterangan dan mencari fakta peristiwa yang terjadi pada Selasa (8/2/2022) lalu.
Dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Sabtu (12/2/2022), Komisioner Komnas HAM RI Beka Ulung Hapsara menyatakan, ada sejumlah temuan yang didapatkan Komnas HAM RI, termasuk adanya kekerasan oleh aparat kepolisian.
“Menemukan fakta adanya kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian dalam pengamanan pengukuran lahan warga yang sudah setuju,” katanya dalam pernyataannya.
Baca Juga: Pemerintah Izinkan Komnas HAM Selidiki Proyek Waduk di Desa Wadas
1. Banyak warga yang trauma
Anggota Polisi berjaga saat warga yang sempat ditahan tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Selain itu, Beka mengatakan, Komnas HAM juga mendapati informasi beberapa warga belum pulang ke rumah masing-masing karena masih merasa ketakutan.
“Banyak warga dewasa dan anak mengalami trauma,” ujar dia.
Lebih lanjut, Beka menyatakan, peristiwa di Desa Wadas juga telah menyebabkan perpecahan di antara warga.
“Mendapati fakta terjadi kerenggangan hubungan sosial kemasyarakatan antar warga yang setuju dan menolak penambangan batuan andesit,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa tim Komnas HAM RI akan melanjutkan upayanya pada Minggu besok untuk meminta keterangan beberapa pihak terkait lainnya.
2. Kronologi konflik di Desa Wadas
Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) memasang spanduk saat melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022) (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Sebelumnya pada Selasa (8/2/2022), terjadi konflik antara aparat kepolisian dan warga di Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Keributan ini pecah imbas dari adanya penolakan penambangan di Desa Wadas.
Peristiwa ini berakhir dengan penangkapan sejumlah warga, saat ada pengukuran lahan, yang rencananya akan ditambang untuk material Bendungan Bener.
Berdasarkan kronologi yang dirilis Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa), disebutkan bahwa pada Senin (7/2/2022) siang, ribuan aparat kepolisian memasuki Desa Wadas. Mereka berbaris di Purworejo hingga mendirikan tenda di Lapangan Kaliboto yang berlokasi di belakang Polsek Bener.
Kemudian pada malam hari, terjadi pemadaman listrik di Desa Wadas padahal di desa-desa lain lampu tetap menyala.
Baca Juga: Komnas Perempuan Ungkap Alasan Desa Wadas Keberatan Lokasi Tambang
3. Tanggapan pemerintah
Kepolisian saat berada di Desa Wadas, Bener, Purworejo. (Twitter/YLBHI)
Menanggapi keributan ini, pada Kamis lalu Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko telah meminta semua pihak agar secara jernih melihat dan tak menganggap bias kondisi yang ada di Desa Wadas. Ia menegaskan tujuan pembangunan sejatinya adalah untuk kepentingan warga.
“Semuanya perlu dilihat secara jernih, agar tidak bias dari kondisi yang sesungguhnya. Pembangunan pastinya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan itu tujuan akhirnya,” kata Moeldoko yang menyebut semua insiden yang terjadi akan dievaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar