Indonesia Masih Pelajari Soal Tindakan Ekstrem Militer Belanda 1945-1949 - tempo - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Indonesia Masih Pelajari Soal Tindakan Ekstrem Militer Belanda 1945-1949 - tempo

Share This

 

Indonesia Masih Pelajari Soal Tindakan Ekstrem Militer Belanda 1945-1949

Reporter:

Suci Sekarwati

Editor:

Yudono Yanuar

Sabtu, 19 Februari 2022 15:07 WIB
Indonesia Masih Pelajari Soal Tindakan Ekstrem Militer Belanda 1945-1949
Sekelompok pejuang Indonesia yang akan diinterogasi oleh Kelompok Intelijen dan Keamanan di Sidikalang, Sumatera Utara pada awal tahun 1949. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyatakan permintaan maaf mendalam kepada Indonesia setelah tinjauan sejarah menemukan bahwa Belanda telah menggunakan "kekerasan yang berlebihan" dalam upaya mendapatkan kembali kendali atas bekas jajahan mereka setelah Perang Dunia II. Arsip Nasional/Handout via REUTERS

TEMPO.COJakarta - Pemerintah Indonesia sedang mempelajari dokumen hasil penelitian sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949 yang menyimpulkan bahwa militer Belanda telah melakukan kekerasan ekstrem di sini hingga membuat Perdana Menteri Mark Rutte minta maaf.

Pemerintah Indonesia mengikuti dari dekat publikasi hasil penelitian sejarah 'Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia 1945-1950' yang dilakukan oleh tiga lembaga peneliti Belanda KITLV, NIMH dan NIOD serta beberapa peneliti Indonesia," kata Jubir Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam pernyataan melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Sabtu, 19 Februari 2022.

"Kami tengah mempelajari dokumen tersebut agar bisa memaknai secara utuh statement yang disampaikan PM Rutte tersebut.”

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf kepada Indonesia atas penggunaan kekerasan oleh militer Belanda selama masa Perang Kemerdekaan 1945-1949.

Permintaan maaf itu disampaikan Rutte pada konferensi pers di Brussels, ibu kota Belgia.

Rutte mengatakan pemerintahnya mengakui seluruh temuan yang dihasilkan sebuah tinjauan sejarah yang sangat penting itu.

Menurut studi tersebut, Belanda melakukan kekerasan secara sistematik, melampaui batas, dan tidak etis dalam upayanya mengambil kembali kendali atas Indonesia, bekas jajahannya, pasca-Perang Dunia II.

SUCI | ANTARA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages