Krisis Ukraina-Rusia Bisa Bikin Harga Minyak Capai USD100/Barel
Mumbai: Analis pasar memprediksi harga minyak mentah dunia kemungkinan akan naik di atas USD100 per barel karena permintaan global yang kuat. Selain itu, potensi perang antara Rusia dan Ukraina juga menjadi salah satu kekhawatiran utama mereka terhadap pasar pada 2022.
Tiga analis mengatakan kepada Reuters Global Markets Forum (GMF), harga minyak akan naik jika pasokan global terganggu, permintaan substitusi dari melonjaknya harga gas alam di Eropa dan Asia meningkat, bersama dengan pembukaan kembali dari penguncian covid-19, yang akan mendorong permintaan untuk penerbangan dan bahan bakar lainnya.
"Risiko geopolitik teratas adalah Ukraina. Tren terlihat bagus secara umum untuk komoditas," ujar Kepala Analis Global di Nikko Asset Management Tokyo John Vail, dilansir Antara, Jumat, 4 Februari 2022.
Amerika Serikat memperingatkan Rusia telah merumuskan beberapa opsi sebagai alasan untuk menyerang Ukraina, termasuk potensi penggunaan video propaganda yang menunjukkan serangan bertahap. Moskow menolak tuduhan itu dan sebelumnya telah mengatakan tidak merencanakan invasi.
Kepala analis komoditas di SEB di Oslo Bjarne Schieldrop, mengatakan harga minyak dalam ukuran yang setara, sudah terlihat murah dibandingkan dengan gas alam.
Jika perang antara Rusia dan Ukraina pecah, harga gas alam bisa naik menjadi USD200 hingga USD250 per barel setara minyak (saat) impor gas alam senilai 600 terawatt per jam -volume spot- dari Rusia ke Eropa Barat akan hilang," kata Schieldrop.
Harga minyak mentah Brent naik 55 sen atau 0,6 persen lebih tinggi menjadi USD91,67 per barel, setelah naik USD1,16 pada Kamis, 3 Februari 2022.
Ahli strategi pasar global Invesco yang berbasis di Hong Kong, David Chao, memperkirakan harga minyak mentah akan naik 10 persen-15 persen.
"Ini kemudian akan menempatkan tekanan ke atas yang luar biasa pada inflasi di negara-negara Barat yang akan memaksa banyak bank sentral utama untuk terlebih dahulu menaikkan suku bunga," kata Chao.
Vail dari Nikko percaya bank sentral akan kesulitan menjinakkan lonjakan inflasi, dan memperkirakan Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga tujuh kali tahun ini. Chao mengatakan pasar negara berkembang kemungkinan akan melihat beberapa fluktuasi menuju kenaikan suku bunga Fed pertama, tetapi divergensi siklikal dan leverage operasi yang lebih rendah akan membuat mereka tetap didukung.
Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar