Limbah Organik di Kota Kediri Diubah Jadi Pakan Ternak - Merdeka - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Limbah Organik di Kota Kediri Diubah Jadi Pakan Ternak - Merdeka

Share This

 

Limbah Organik di Kota Kediri Diubah Jadi Pakan Ternak

Pengelolaan sampah organik di Kediri jadi pakan ternak. ©2022 Merdeka.com
PERISTIWA | Jumat, 4 Februari 2022 16:57:32
Reporter : Imam Mubarok

Merdeka.com - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri untuk menangani persoalan sampah. Maklum, jumlah sampah harian di kota ini mencapai 140 hingga 150 ton. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengolah limbah organik untuk dijadikan pakan ternak kambing.

"Ternyata sampah daun bisa dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak. Bagusnya lagi ternak yang makan daun difermentasi ini tidak bau sama sekali, sudah saya cek kotorannya juga tidak bau," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat meninjau peternakan kambing di Kelurahan Ngronggo, Kota Kediri, Kamis (3/2).

Produksi sampah di Kota Kediri dari jumlah penduduk sekitar 300 ribu jiwa, memang menjadi permasalahan. Belum lagi persoalan tempat pembuangan akhir. Lahan TPA semakin menyempit dengan tumpukan sampah yang menggunung.

"Ada bahan tertentu yang dicampurkan dalam proses fermentasi, salah satunya prebiotik. Ini butuh teknik tertentu, dan tentunya lebih hemat karena ini sampah kan ibaratnya tidak beli, hanya butuh mengumpulkan dan transportasi", jelas Abdullah Abu Bakar.

Dia menambahkan, peternak akhirnya juga tidak perlu lagi mencari rumput yang kadang di musim kemarau susah didapat.

"Di perkotaan itu membuang sampah daun itu juga sulit, makanya ini ditampung dan diubah menjadi pakan. Sisa-sisa sayuran dari pasar grosir juga ternyata bisa dibuat biskuit untuk makanan kelinci, bahkan sudah dijual ke marketplace, tentunya inovasi ini patut kita apresiasi," tambah Abdullah Abu Bakar.

Wali Kota juga mengecek rumah warga yang berdempetan dengan kandang kambing untuk mengetes polusi bau. Ia mendapati mereka sama sekali tidak terganggu.

"Biasanya kan kandang kambing, apalagi dengan skala yang besar baunya luar biasa dan mendapat protes masyarakat. Di sini tidak terjadi, nah ini artinya peternakan yang biasanya identik dengan desa itu bisa diaplikasikan di perkotaan dengan permukiman padat penduduk" pujinya.

Yulis (30), ibu rumah tangga yang kebetulan rumahnya bergandengan dengan kandang mengamini statement Wali Kota.

"Kami tenang saja di rumah karena tidak ada bau sama sekali, orang tua saya yang sudah sepuh juga tidak terganggu dengan bau," kata Yulis sambil menggendong bayinya.

Ketua Kelompok Ternak Sumber Rejeki Edy Santosa menuturkan, bahan pakan ternak yang digunakan merupakan sisa limbah organik termasuk daun kering yang sudah tidak dipakai.

"Termasuk jika ada penebangan pohon dari DLKHP dari pada susah buang saya tampung di sini. Setelah kering diolah lalu difermentasi. Jadi daun-daun itu dicacah dulu lalu dicampur dengan bahan lainnya seperti molase dan probiotik. Itu dicampur lalu ditaruh wadah tong yang kedap udara untuk proses fermentasinya. Setelah tiga hari sudah bisa diberikan kepada hewan ternak," terang Edy Santosa.

Abdullah Abu Bakar menargetkan Kediri ke depan bisa menjadi zero waste city, yakni solusi program rangkaian tahapan yang bertujuan untuk membuat sistem pengelolaan sampah yang sistematis, terukur, menyeluruh dan berkelanjutan.

"Ini menjadi bukti bahwa Kota Kediri ini smart city, untuk bidang smart environment pengelolaan peternakan ini contohnya," pungkasnya.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages