Sempat Disebut Tewas, 13 Tentara Ukraina di Pulau Zmiinyi Diduga Masih Hidup - Kompas
Sempat Disebut Tewas, 13 Tentara Ukraina di Pulau Zmiinyi Diduga Masih Hidup - Kompas.com
, KOMPAS.com – Sejumlah 13 tentara Ukraina yang berjaga di Pulau Zmiiny, Ukraina di Laut Hitam sempat dilaporkan tewas.
Baik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky maupun State Border Guard Service of Ukraine (SBGSU) mengatakan pada Jumat (25/2/2022), bahwa semua tentara telah tewas setelah pulau kecil itu direbut oleh pasukan Rusia.
Tapi, SBGSU atau Layanan Penjaga Perbatasan Negara Ukraina pada Sabtu (26/2/2022), merilis pernyataan bahwa para pembela Pulau Zmiinyi atau Pulau Ular di Laut Hitam mungkin masih hidup.
"Kami [memiliki] keyakinan kuat bahwa semua pembela Ukraina di Pulau Zmiinyi (Ular) mungkin masih hidup," kata pernyataan itu, dikutip dari CNN, Minggu (27/2/2022).
Video Rekomendasi
Pernyataan SBGSU menambahkan, bahwa media Rusia melaporkan bahwa prajurit Ukraina di pulau Zmiinyi telah dikirim ke Sevastopol di Crimea.
Pada Jumat, sebuah rekaman audio beredar yang berisi pembicaraan antara prajurit Ukraina dan seorang perwira angkatan laut Rusia.
Dalam rekaman itu, prajurit Ukraina di pulau terdengar mengatakan kepada kapal perang Rusia untuk pergi.
Kabar kematian 13 tentara Ukraina di Pulau Zmiinyi disebut hoaks
Pada Jumat, Mayor Jenderal Rusia Igor Konashenkov, telah mengatakan bahwa 82 prajurit Ukraina di Pulau Zmiinyi meletakkan senjata mereka dan secara sukarela menyerah kepada satu unit Angkatan Bersenjata Rusia.
Senada, pada Sabtu (26/2/2022), Kedutaan Besar Federasi Rusia di Republik Indonesia (RI) lewat akun Instagram @rusemb_indonesia mengunggah pernyataan bahwa tidak benar 13 prajurit Ukraina di Pulau Zmiinyi tewas karena menolak menyerahkan diri ke pasukan Rusia.
Menurut mereka, pihak Ukraina telah menyebarkan video hoaks bahwa Rusia menewaskan 13 prajurit Ukraina di Pulau Zmiinyi yang menolak menyerahkan diri.
“FAKTA NYATA: 82 prajurit dari pulau Zmeinyi telah menyerahkan diri, disampaikan ke Sevastopol dan sedang mendapatkan bantuan dari Angkatan Bersenjata Rusia. Setelah beberapa prosedur hukum mereka akan dikembalikan ke Tanah Air mereka,” tulis Kedutaan Besar Federasi Rusia di RI melengkapi unggahan video di Instagram.

