Tak Laku, Pedagang Bunga Hongkong Bakar Dagangannya
Jakarta, IDN Times – Petani bunga bernama Leung Yat-Shen terpaksa membakar ribuan bunga dagangannya karena tidak laku dijual akibat pembatasan yang dilakukan otoritas Hong Kong tehadap varian Omicron. Pembatasan itu telah mengurangi separuh permintaan untuk Tahun Baru Imlek.
Leung mengelola pertanian tradisional di distrik Yuen Long dengan menanam bunga lili pedang, lili air, dan tulip. Dia mengaku telah menanam 200.000 bunga untuk persiapan Tahun Baru imlek tahun ini namun permintaan tiba-tiba menurun drastis.
1. Leung ungkap alasannya membakar bunga dagangannya
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn.idntimes.com%2Fcontent-images%2Fcommunity%2F2021%2F11%2Ffire-g19fbbcb3d-1920-d39f0138309a158e0cc4a8ee6637b53f-3792cfe8230dbf95e3e7d84018d6a4b4.jpg)
Dilansir Reuters, Leung harus membakar bunga yang tidak laku agar tidak membusuk dan mengganggu tanaman lainnya. Selain itu, Leung juga mengatakan bahwa sebagian lainnya dijadikan pupuk organik.
"Bunga-bunga indah ini benar-benar sehat, dan saya biasanya memetiknya dan membawanya ke pasar. Tapi tahun ini tidak ada pasar bunga sama sekali. Setelah mekar, saya akan singkirkan semuanya dengan cara dibakar,” kata Leung, sembari melempar bunga ke dalam api.
Polisi berpatroli di daerah sekitar pasar bunga Hong Kong di distrik Mong Kok pada Jumat pagi memerintahkan para petani yang datang membawa bunga untuk bubar.
Pemerintah Hong Kong sebelumnya telah mengumumkan pada 14 Januari bahwa pameran bunga Tahun Baru Imlek tradisional di sekitar 15 distrik akan dibatalkan. Pembatasan lalu lintas di lokasi yang biasanya digunakan oleh pedagang grosir juga kemudian diberlakukan.
Tindakan itu sejalan dengan kebijakan Zero Covid China dengan menutup perbatasan, sekolah, taman bermain, dan tempat umum lainnya. Para ahli mengatakan bahwa kebijakan tersebut hanya diberlakukan secara sementara.
Sophia Chan, Sekretaris Untuk Makanan dan Kesehatan Hong Kong mengatakan, keputusan untuk membatalkan tahun baru imlek adalah suatu hal yang sulit. Chan memahami bahwa mengunjungi festival Imlek merupakan sebuah tradisi, namun pencegahan penyebaran pandemik tidak kalah pentingnya, mengutip Hongkong Free Press.
3. Masalah kompensasi yang belum dibayarkan
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fcdn.idntimes.com%2Fcontent-images%2Fcommunity%2F2021%2F12%2Fibrahim-boran-auwe2dnipg-unsplash-d39f0138309a158e0cc4a8ee6637b53f-31ab91d52f2c604dda364e4d92a8ab3e.jpg)
Untuk mengganti kerugian yang diderita oleh petani bunga, pemerintah Hong Kong menawarkan kompensasi kepada para pemegang lisensi pameran bunga Tahun Baru Imlek. Namun, Leung mengatakan belum menerima apa pun.
Dia menuturkan, satu-satunya stimulus keuangan yang dia dapatkan dari pemerintah selama pandemi COVID-19 adalah kesempatan untuk menarik pinjaman tanpa bunga sebagai bagian dari dana anti-epidemi.
"Saya mengandalkan tabungan saya sendiri, dan saya tidak yakin apakah bisnis kami bisa bertahan sepanjang tahun. Ini menyakitkan. Saya tidak bisa memberi tahu Anda betapa menyakitkannya itu. Yang bisa saya harapkan hanyalah masa depan akan lebih baik,” tutur Leung.
Verified Writer
News Writer
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar