Pilihan

24 WNI Tolak Tinggalkan Ukraina, Evakuasi Melewati Jalan Berliku Via Moldova - Serambinews

 

24 WNI Tolak Tinggalkan Ukraina, Evakuasi Melewati Jalan Berliku Via Moldova - Halaman all

Editor: Said Kamaruzzaman
RETNO MARSUDI, Menteri Luar Negeri RI
RETNO MARSUDI, Menteri Luar Negeri RI

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Situasi keamanan di Ukraina yang kian mengkhawatirkan membuat pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berusaha segera mengevakuasi semua warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Ukraina untuk bisa segera keluar dari negara tersebut. Namun demikian, ternyata tak semua WNI bersedia dievakuasi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyebut ada puluhan WNI yang memilih tetap tinggal di negara itu.

"Terdapat 24 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Ukraina karena alasan keluarga, mereka menikah dengan Warga Negara Ukraina," ujar Retno dalam keterangan pers virtual Kemlu, Selasa (1/3/2022).

Sementara itu, kata Retno, sudah ada 99 WNI yang berhasil dari Ukraina. Puluhan orang itu dievakuasi dari berbagai kota di Ukraina.

"Jumlah total yang telah berada di luar Ukraina adalah 99 warga negara Indonesia dan 5 warga negara asing keluarga dari WNI kita," jelas Retno.

Angka itu termasuk lima WNI yang melakukan evakuasi mandiri. Saat ini, semua WNI tersebut sudah berada di dua titik aman yakni Bucharest, Rumania dan Rzeszow, Polandia.

Retno juga menceritakan soal rencana evakuasi WNI dari Ukraina ini yang sempat tertunda. Retno bercerita evakuasi WNI dari Kiev ini sebelumnya direncanakan dilakukan tanggal 27 Februari 2022 yaitu melewati kota Lviv menuju Polandia.

Namun, rencana itu ditunda karena saat itu pemerintah Kiev mengeluarkan instruksi baru berupa pembatasan jam malam dan warga tak diizinkan keluar rumah. Mereka yang keluar rumah akan dianggap sebagai mata-mata musuh.

Evakuasi kemudian baru bisa dilakukan pada tanggal 28 Februari, tapi dengan mengambil jalur selatan melalui kota Vinnytsia menuju Bucharest Romania via atau melalui Moldova.

"Karena adanya kebijakan curfew dan beberapa tantangan infrastruktur jalan yang diakibatkan peperangan maka evakuasi terpaksa harus ditata ulang kembali," kata Retno. "Saya sendiri terlibat langsung dalam penataan ulang jalur aman untuk evacuee dari Kiev," lanjutnya.

Penetapan jalur yang diambil pemerintah akhirnya dilakukan setelah melakukan konsultasi membandingan catatan dengan banyak pihak. Retno mengatakan dirinya juga harus melakukan komunikasi dengan beberapa Menteri Luar Negeri, termasuk atau khususnya Menteri Luar Negeri Turki dan India, yang mengalami situasi yang kurang lebih sama.

Evakuasi akhirnya dapat dilakukan pada tanggal 28 Februari dengan mengambil jalur selatan melalui kota Vinnytsia menuju Bucharest Romania via atau melalui Moldova. Kemudian pada Minggu (27/2) pukul 16.30 waktu setempat, 25 warga Indonesia yang tinggal di Odessa, Ukraina berhasil diboyong ke Bucharest, Rumania. Perjalanan itu menempuh waktu sekitar 35 jam menggunakan bus. Biasanya, jika tak ada insiden tertentu waktu tempuh Odessa ke Bucharest sekitar 10 jam.

"Rombongan terbesar, yaitu 59 WNI dan 1 WNA yang kita evakuasi dari Kiev dan telah berhasil kita seberangkan ke wilayah Moldova dan saat ini dalam perjalanan menuju Rumania," kata Menlu.

Pada Senin (28/2) tim evakuasi juga berhasil menyelamatkan 6 WNI dan 1 WNA, yang merupakan keluarga dari salah satu warga Indonesia, dari Lviv ke Polandia.

Adapun 59 WNI dan 1 WNA dari Kiev juga berhasil diseberangkan ke Rumania pada Senin (28/2) pada pukul 22.00 waktu setempat atau pada Selasa (1/3) pukul 03.00 WIB.

Retno berujar evakuasi menggunakan 12 mobil dengan banyak menggunakan jalur alternatif guna menghindari antrian dan macet di jalur utama. Rombongan berangkat dari KBRI di Kyiv sekitar pukul 11.30 dan tiba di perbatasan Moldova pada pukul 22.00 atau sekitar pukul 03.00 dini hari 1 Maret waktu Jakarta.

"Sebelum rombongan berangkat dari Kiev saya sempat melakukan komunikasi per telepon dengan para evacuee dan semua perjalanan kita pantau dari dekat," ujarnya.

Menlu berujar, dengan telah menyeberangnya WNI tersebut, maka sebagian besar WNI sudah dapat dievakuasi keluar dari Ukraina. Namun demikian, masih ada 13 WNI, yakni empat WNI di Kharkiv dan 9 WNI di Cherniky yang belum bisa dievakuasi lantaran pertempuran darat masih terus terjadi.

"Pemerintah masih terus menunggu saat yang tepat untuk dapat mengevakuasi mereka," kata Retno.

Pemerintah memastikan para WNI tersebut akan terus dipantau pemerintah melalui KBRI Kiev dan KBRI Moskow dengan terus melakukan kontak.

Retno mengatakan berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, para WNI tersebut dalam kondisi sehat dan memiliki pasokan logistik yang cukup.

Adapun terhadap para WNI yang sudah dievakuasi, Retno mengatakan langkah selanjutnya adalah memulangkan mereka ke Tanah Air.

"Setelah evacuee (WNI yang dievakuasi) berada aman di dua titik tersebut maka langkah selanjutnya penjemputan dengan pesawat untuk kembali ke Indonesia," kata dia.

Rencana penjemputan WNI untuk kembali ke tanah air masih terus dibicarakan, sejauh ini belum ada kepastian waktu kapan mereka akan diangkut. Di Ukraina, lanjut Retno, juga masih ada empat WNI yang di Kharkiv dan sembilan WNI di Cherniky. Mereka belum bisa dievakuasi lantaran pertempuran darat masih terus terjadi.(tribun network/ras/dod)

Komentar

Posting Komentar

Baca Juga

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek