Dikutip dari MailOnline, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan, Rusia akan menghentikan gempurannya kalau Ukraina menerima empat syarat.

Keempat syarat itu adalah, pertama Ukraina menghentikan tindakan militer. Kedua, mengubah konstitusi untuk menegaskan netralitas.

"Ukraina harus memastikan mengubah konstitusi yang menegaskan tidak akan bergabung dalam blok manapun," kata Peskov.

Baca juga: Lebih dari 30 Helikopter Rusia Hancur, Kata Komando Marinir Ukraina, 3 Konvoi Rusia Juga Dicegat

Ketiga, Ukraina mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia, dan keempat, mengakui Donetsk dan Lugansk sebagai wilayah berdaulat.

"Pihak Ukraina sudah tahu syarat ini dan mereka juga diberitahu ini (aksi militer) bisa distop kapan pun," kata Peskov, Senin (7/3/2022).

Rusia sejak 24 Februari melancarkan serangan militer diikuti invasi ke sejumlah kota di Ukraina.

Pernyataan Peskov ini disampaikan saat delegasi Ukraina berangkat menuju Belarusia untuk ikut dalam perundingan putaran ketiga antara dua negara.

Mykhailo Podoliyak, penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, membagikan unggahan di Twitter ketika ia hendak naik helikopter menuju Belarusia.

Baca juga: Besok Perundingan Ketiga Rusia dan Ukraina Digelar, Akankah Perang Berhenti?

"Kami akan bicara pada utusan sebuah negara yang menggunakan serangan militer skala penuh sebagai argumen," tulis Podoliyak.

Sebelumnya, ia mengunggah pesan yang menyebut militer Rusia sebagai kaum barbar.

"Kaum barbar abad XXI. Rusia menghancurkan 202 sekolah, 34 rumah sakit dan 1500 lebih kompleks perumahan," tulis Podoliyak.

Ia juga menyebut, saat ini lebih dari 900 permukiman warga Ukraina kekurangan listrik, air dan pemanas.

"Angkatan bersenjata Rusia tidak tahu cara melawan angkatan bersenjata negara lain. Tapi mereka bagus dalam hal membunuh warga sipil," katanya.

Meski hingga hari ke-12, Rusia belum bisa menaklukkan Ukraina, sejumlah kota di negara itu sudah luluh lantak dihujani bom tak berkesudahan.

Akibat serangan delapan hari itu, ratusan warga sipil Ukraina kehilangan nyawa dan sekitar 1,5 juta lainnya mengungsi ke negara tetangga.

Ukraina yang sangat gigih mempertahankan diri, mengklaim telah mencabut nyawa 10.000 serdadu Rusia, tetapi Kremlin hanya mengakui angka 500.

Pertemuan ketiga itu akan diikuti pertemuan dengan tingkat lebih tinggi, yaitu antara menteri luar negeri. Menlu Rusia Sergei Lavrov akan bertemu koleganya dari Ukraina Dmytro Kuleba.

Pertemuan antarmenlu itu akan dilakukan di Turki, Kamis (10/3/2022). Ini merupakan pertemuan top-level sejak invasi dimulai 24 Februari.

Microsoft dan mitra dapat memperoleh kompensasi jika Anda membeli sesuatu melalui link yang direkomendasikan di halaman ini.