Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bank Indonesia Featured Rusia Ukraina

    BI Beberkan Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Perekonomian Indonesia - CNBC Indonesia

    3 min read

     nasional.kontan.co.id

    BI Beberkan Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Perekonomian Indonesia - Page all

    3-4 minutes
    Kamis, 17 Maret 2022 |  16:25 WIB

    BI Beberkan Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Perekonomian Indonesia

    Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

    KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga memiliki dampak terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

    Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dampak dari konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina ini berimplikasi lewat 3 jalur.

    Implikasinya dari 3 channel (jalur), yaitu jalur pergerakan harga komoditas, jalur perdagangan, serta jalur keuangan, ujar Perry dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Maret 2022, Kamis (17/3).

    Perry menjabarkan, ketegangan dua negara tersebut membuat harga komoditas global melonjak, salah satunya harga minyak dunia. Ini kemudian akan berimplikasi pada kondisi fiskal Indonesia dan harga-harga dalam negeri.

    Baca Juga: BI: Tren Suku Bunga Perbankan Terus Turun

    Apalagi, seperti kita ketahui Indonesia merupakan negara net importir minyak. Peningkatan harga minyak ini kemudian bisa memengaruhi peningkatan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang selama ini diberi subsidi oleh pemerintah.

    Nah, dalam hal ini, dampaknya terhadap dalam negeri akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dalam menyikapi harga energi global, terutama untuk BBM non subsidi.

    Koordinasi akan kami lakukan. Kita sudah melihat ada kenaikan harga Pertamax. Namun, kami akan terus melihat dan pada waktunya akan kami sampaikan, kata Perry.

    Baca Juga: BI Catat Transaksi Digital Banking Capai Rp 3.732,8 Triliun

    Dari sisi perdagangan, Perry melihat dampak langsungnya tidak terlalu besar karena mengingat hubungan perdagangan antara Indonesia dan kedua negara tersebut tidak sebesar negara mitra dagang lain.

    Namun, dengan peningkatan harga komoditas, Indonesia bisa mendapatkan berkah berupa peningkatan ekspor terutama non minyak dan gas (non migas).

    Dengan kondisi ini, neraca perdagangan Indonesia berpotensi masih mencetak surplus selama beberapa waktu ke depan.

    Baca Juga: BI Diprediksi Akan Kerek Suku Bunga pada Tahun Ini, Ini Respons Bank Mandiri

    Dari sisi keuangan, Perry melihat ini memang memberikan dampak berupa hengkangnya arus modal asing dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Apalagi, para investor mencari aset yang lebih aman (safe haven asset) dan tentu akan berpengaruh pada nilai tukar rupiah.Namun, implikasinya pada nilai tukar rupiah sejauh ini tetap terjaga. Karena kami melihat nilai tukar rupiah ada kecenderungan apresiasi, tandas Perry.

    DONASI, Dapat Voucer Gratis!

    Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat.

    Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.

    insight kontan

    • OECD: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Menurunkan Pertumbuhan Global Lebih dari 1% Poin

    • Lagi, Otoritas Telekomunikasi di AS Mencabut Otorisasi untuk Perusahaan Asal China


    Duh, bagaimana nasib Rupiah hari ini?

    We are unable to load your video


    Komentar
    Additional JS