G7 Tak Mau Bayar Gas Rusia Pakai Mata Uang Rubel
Tempo.co
Suci Sekarwati
TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara anggota G7 secara kolektif sepakat menolak tuntutan Moskow, yang meminta agar mereka yang mengimpor gas dari Rusia, membayarnya dengan mata uang Rubel. Penolakan G7 itu disampaikan oleh Menteri bidang Energi Jerman Robert Habeck.
“Semua menteri di G7 sepenuhnya sepakat bahwa ini adalah pelanggaran sepihak dan jelas (melanggar) dari kontrak yang ada,” kata Habeck, Senin, 28 Maret 2022.
Menurut Habeck, para menteri di G7 setuju pembayaran gas dengan Rubel tidak dapat diterima. Negara-negara anggota G7 pun akan mendesak perusahaan-perusahaan, yang terdampak, agar tidak menuruti tuntutan Presiden Rusia Vladimir Putin ini, yang di sampaikannya pada pekan lalu.
Sebelumnya Presiden Putin telah memerintahkan pejabat di pemerintahannya, Bank Sentral dan Gazprombank agar mengembangkan sejumlah kemungkinan untuk mengubah semua pembayaran atas pembelian gas alam milik Rusia ke mata uang rubles. Aturan ini berlaku mulai 31 Maret 2022 dan ditujukan pada negara-negara yang tak ramah ke Rusia.
Negara yang dimaksud Rusia, juga termasuk negara-negara yang menjatuhkan sanksi pada sistem keuangan Rusia dan menyita cadangan devisa asingnya. Sanksi tersebut dijatuhkan untuk merespon krisis yang terjadi di Ukraina.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia akan menghentikan pengiriman gas alam ke negara-negara yang menolak tuntutan Negeri Beruang Merah itu (tak mau bayar pakai Rubel).
Sumber: RT.com
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar