Gempur RS Ukraina, Rusia: Itu Basis Militer Batalyon Azov!b- detik

 

Gempur RS Ukraina, Rusia: Itu Basis Militer Batalyon Azov!

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 10 Mar 2022 18:25 WIB
An injured pregnant woman walks downstairs in a maternity hospital damaged by shelling in Mariupol, Ukraine, Wednesday, March 9, 2022. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)
rumah sakit di Mariupol digempur Rusia (Foto: AP/Evgeniy Maloletka)
Jakarta -

Gempuran pasukan Rusia ke sebuah rumah sakit ibu dan anak di kota MariupolUkraina telah menimbulkan korban jiwa. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang.

Apa kata pemerintah Rusia mengenai serangan itu? Dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (10/3/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengklaim bahwa rumah sakit yang digempur itu telah berfungsi sebagai basis militer bagi kaum nasionalis.

"Rumah sakit bersalin ini telah lama ditempati oleh Batalyon Azov dan kaum radikal lainnya," ujarnya.

"Mereka mengusir para wanita yang bersalin, perawat dan staf umum. Itu adalah basis dari Batalyon Azov yang ultra-radikal," kata Lavrov, setelah pembicaraan di Turki dengan Menlu Ukraina pada Kamis (10/3).

Secara terpisah, juru bicara kantor kepresidenan Rusia atau Kremlin, mengatakan bahwa pihaknya akan menanyakan kepada militer Rusia tentang rincian serangan di rumah sakit itu.

"Kami pasti akan bertanya kepada militer kami tentang ini, karena kami tidak memiliki informasi yang jelas tentang apa yang terjadi di sana. Sudah pasti, militer akan memberikan semacam informasi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan.

Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas, termasuk seorang anak perempuan, dalam gempuran pasukan Rusia terhadap rumah sakit ibu dan anak di Mariupol tersebut.

"Tiga orang tewas, termasuk seorang anak perempuan, dalam serangan kemarin di sebuah rumah sakit ibu dan anak di Mariupol, Ukraina yang terkepung, menurut angka terbaru pagi ini," kata dewan kota Mariupol di saluran Telegramnya seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (10/3/2022).

Para pejabat setempat sebelumnya menyebutkan 17 korban terluka, termasuk dokter-dokter, dalam serangan rudal yang terjadi pada Rabu (9/3) waktu setempat itu.

Serangan yang digambarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai "kejahatan perang" itu, telah memicu kemarahan internasional.

Direktur Save the Children's Eropa Timur, Irina Saghoyan, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis: "Mengerikan bahwa tempat orang mencari pertolongan telah menjadi salah satu kehancuran mutlak dan total.

"Ke mana keluarga dan anak-anak dapat berpaling jika bahkan rumah sakit tidak aman? Rumah sakit tidak boleh menjadi medan perang di mana konflik berkecamuk dan anak-anak tak berdosa menjadi korban," imbuhnya.




(ita/ita)

Baca Juga

Komentar