GMF Kantongi Sertifikat Lockheed Martin, Bisa Rawat Pesawat Hercules
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia mendapatkan sertifikat dari Lockheed Martin. Capaian ini setelah dilakukan penilaian oleh Indonesia Military Airworthiness Authority (IMMA) meliputi verifikasi dokumen hingga pengujian kesesuaian dan fungsi.
Sertifikasi tersebut dilakukan agar aspek kelaikan perawatan alat utama sistem senjata (alutsista), khususnya pesawat angkut dengan registrasi militer, memiliki standardisasi yang baik.
Lockheed Martin juga memberikan technical data license, license agreement, dan service bulletin untuk modernisasi pesawat Hercules C-130. Hal tersebut mencakup pekerjaan replacement center wing box dan avionic upgrade.
"Kami akan menyerap berbagai ilmu dan pengalaman dari Lockheed Martin dan partner-partner lain dalam setiap on site support yang diberikan, serta mempelajari manual data yang diberikan agar ke depannya GMF semakin siap dalam memperluas ekspansi ke industri pertahanan," jelas Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi dalam keterangannya, Rabu (16/3/2022).
Capaian ini tidak lepas dari langkah Kementerian Pertahanan (Kemhan) di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto yang menggencarkan kerja sama pertahanan dengan negara-negara lain.
Sertifikasi dari Lockheed Martin ini didapatkan melalui offset project agreement (OPA) antara Kemhan dengan Lockheed Martin. Dengan demikian, GMFI dipercaya merawat semua armada C-130 Indonesia.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada menyatakan adanya sertifikat tersebut menunjukkan dukungan atas kompetensi GMF di bidang industri pertahanan.
"Adanya sertifikat tersebut, kan, sebagai pendukung (support) terhadap kompetensi mereka yang diharapkan bisa memberikan nilai lebih dan nilai tambah kepada mereka dalam memperbesar ekspansi," katanya.
Prospek GMFI di halaman berikutnya.
Prospek GMFI
Prospek GMFI di indhan dapat didukung dengan beberapa faktor lainnya, salah satunya kontrak perawatan pesawat yang diperoleh nantinya.
"(Lalu) berapa besar capex untuk persiapan perawatan pesawat yang akan disiapkan dan berapa lama kontrak tersebut diperoleh," jelasnya.
Reza menambahkan, dukungan pemerintah dalam mengembangkan indhan dalam negeri ini pun bakal berdampak positif. Hal ini perlu diikuti dengan termin pembayaran yang bisa membantu keuangan perusahaan agar dapat berjalan lancar
"Serta bantuan ekspansi government to government dari pemerintah untuk memperbesar perolehan pangsa pasar di mancanegara," bebernya.
Pengamat Pertahanan, Beni Sukadis, menilai masuknya anak perusahaan Garuda Indonesia dalam lingkup industri pertahanan ikut menjadi kabar gembira. Pemerintah dinilai perlu menggencarkan lebih banyak co-production atau lisensi produk suku cadang untuk alutsista yang masuk dalam skuadron RI seperti F16 dan jet tempur yang akan dibeli seperti Rafale.
"Perlu dipikirkan prioritas imbal balik seperti apa yang memang dibutuhkan RI di masa mendatang," jelasnya.
(acd/ara)
Komentar
Posting Komentar