Jerman Teriak Makin Kencang, Rusia-Ukraina Buat Resesi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Jerman terancam resesi. Ini karena perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun. Serangan Moskow telah membuat negara-negara Barat memberi sanksi dan merembet ke pasokan gas Rusia di Jerman.
"Ketergantungan yang tinggi pada pasokan energi Rusia menimbulkan risiko yang cukup besar dari output ekonomi yang lebih rendah dan bahkan resesi dengan tingkat inflasi yang jauh lebih tinggi," kata Dewan Ahli Ekonomi Jerman, yang memberi nasihat kepada pemerintah di Berlin, dalam sebuah laporan Rabu (30/3/2022), dikutip CNBC International.
"Jerman harus segera melakukan segala kemungkinan untuk mengambil tindakan pencegahan terhadap penangguhan pasokan energi Rusia dan segera mengakhiri ketergantungannya pada sumber energi Rusia," tambah badan itu lagi.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck juga telah mengeluarkan peringatan dini tentang kemungkinan kekurangan gas alam. Ini setelah Rusia mengatakan ingin pembayaran dengan rubel dan mengancam akan memotong pasokan jika permintaannya tidak dipenuhi.
Habeck pun meminta perusahaan dan konsumen untuk menggunakan gas dengan hemat. Menurutnya, penyimpanan gas Jerman saat ini terisi hingga 25% kapasitas.
"Saat ini tidak ada kekurangan pasokan," kata Habeck, dalam konferensi pers Selasa dikutip CNN International.
"Namun demikian, kita harus mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut untuk bersiap menghadapi eskalasi apa pun oleh Rusia."
Dalam pengumuman terbaru semalam, inflasi Jerman pada Maret 2022 secara tahunan (year-on-year/yoy) melambung 7,3% atau yang tertinggi sejak 1981.
Mengutip data Trading Economics, angka tersebut di atas inflasi pada Februari 2022 sebesar 5,1%. Hasil itu juga jauh melebihi ekspektasi yang ditetapkan sebesar 6,3%.
Sementara itu, inflasi Jerman pada Maret 2022 secara bulanan (month-to-month/mtm) tercatat sebesar 2,5%. Ini juga jauh di atas laju inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,9%.
Rusia sendiri adalah pusat sistem energi global. Negara ini adalah pengekspor minyak terbesar di dunia yang memiliki sekitar 8% dari pasar global.
Negeri Beruang Merah ini juga memasok Eropa dengan 45% gas alamnya, 45% batu bara, dan 25% minyak. Pada 2019, sebelum Covid-19 menekan harga, pendapatan dari minyak dan gas alam menyumbang 40% dari anggaran federal negara itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar