LPSK: Anak Bupati Langkat Siksa Korban Kerangkeng Manusia hingga Tewas - CNN Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

LPSK: Anak Bupati Langkat Siksa Korban Kerangkeng Manusia hingga Tewas - CNN Indonesia

Share This

 www.cnnindonesia.com

LPSK: Anak Bupati Langkat Siksa Korban Kerangkeng Manusia hingga Tewas

CNN Indonesia
3-3 minutes
Rabu, 16 Mar 2022 17:32 WIB

LPSK menyebut penghuni kerangkeng manusia disiksa dengan berbagai alat seperti kunci inggris, batu besar, palu, hingga lelehan plastik.

Kerangkeng manusia di rumah Terbit Perangin-angin (ANTARA FOTO/Dadong Abhiseka)

Jakarta, CNN Indonesia --

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemukan fakta baru yang menunjukkan dugaan keterlibatan anak Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-angin yakni Dewa Perangin-angin (DW) dalam penyiksaan korban kerangkeng manusia. Dewa menyiksa korban kerangkeng hingga tewas.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengungkap berbagai macam dugaan penyiksaan ditemukan di sana. Penyiksaan itu berujung pada hilangnya nyawa salah satu korban kerangkeng manusia, Saryanto Ginting. Ia menyebut, DW menjadi salah satu pelaku dugaan tindak pidana pembunuhan tersebut. 

DW tidak bertindak sendiri, ia bertindak bersama-sama dengan pelaku lainnya. DW disebut sebagai Ketua Sapma PP Kabupaten Langkat.


"Korban meninggal dunia di dalam kerangkeng pada tahun 2021 yaitu Almarhum Saryanto Ginting," ungkap Edwin.

Alat penyiksaan yang digunakan, antara lain selang kompresor, kunci inggris, batu besar, rokok, palu, dan tetesan/lelehan plastik. Kekerasan itu dilakukan di dalam kerangkeng dan di luar kerangkeng diantaranya di Gudang Cacing, Perkebunan Sawit, Pabrik Sawit serta kolam.

Selain itu, dalam laporan LPSK, Edwin menyebut ada tiga korban yang mengalami jari tangan terputus dan satu korban lainnya dipukul menggunakan palu pada jari kakinya hingga terbelah.

Edwin mengungkapkan bahwa DW menjabat sebagai Wakil Ketua membawahi ayahnya Terbit Rencana Perangin-angin dalam struktur kepengurusan penjara kerangkeng manusia itu.

"Ketuanya adalah Terbit Rencana Perangin-angin," tuturnya.

Sejak ditemukan kerangkeng manusia yang didirikan di area rumah mewah Terbit Perangin Angin, para korban hingga keluarganya mengalami trauma akibat pengalaman buruk berhubungan dengan Terbit Perangin Angin.

Selain itu, mereka juga rendah kepercayaan Polisi akan menindak tegas para pelaku. Hingga kini para pelaku masih terlihat bebas berkeliaran dan masih dirasa sebagai ancaman bagi korban dan keluarganya. Sebagian korban dan keluarganya memilih aksi "tutup mulut" atau menghindar dari proses hukum.

(lna/isn)

Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Polisi Tunggu Komnas HAM Soal Kerangkeng Bupati Langkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages