Mengenal Chechnya, Negara Federasi Rusia yang Mendukung Vladimir Putin Serang Ukraina - Halaman all
Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM - Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, negara Chechnya turut menjadi sorotan setelah sikapnya yang ambil bagian dalam perang itu.
Chechnya turut mengirimkan tentara ke Ukraina untuk membantu Rusia dalam perang tersebut.
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, bahkan dengan terang mendukung langkah yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kadyrov juga mendesak warga Ukraina untuk menggulingkan pemerintah mereka.
“Presiden (Putin) mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam keadaan apapun,” kata Kadyrov, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov juga tengah menjadi sorotan setelah mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk tunduk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kabarnya, Ramzan Kadyrov juga mengirimkan pasukannya ke Ukraina untuk membantu Rusia.
Dalam sebuah video yang diunggah di media sosial pada Sabtu (26/2/2022), Ramzan Kadyrov mengklaim bahwa pasukan yang dikirim ke Ukraina sejauh ini tidak mengalami kekalahan dengan tanpa korban sedikitpun.
Selain itu, dirinya juga menyebut telah mengirim sekitar 12.000 pasukan untuk membantu Rusia.
Dia menambahkan pasukan Rusia dengan mudah merebut kota-kota besar Ukraina termasuk Ibu Kota Kiev.
Kadyrov menyebut tugas pasukan mereka adalah menghindari hilangnya nyawa.
Tentang Chechnya
Perlu diketahui, Chechnya tidak sama dengan Ceko (Czech).
Tidak sedikit yang mengira dua negara itu sama lantaran kesamaan penyebutan kedua entitas tersebut, padahal kenyataannya adalah berbeda.
Republik Ceko adalah negara Eropa Tengah dan merupakan anggota Bucharest Nine.
Sedangkan Chechnya merupakan bagian dari Federasi Rusia yang letaknya berada di barat daya Rusia, di wilayah Pegunungan Kaukasus.
Dilansir The Atlantic, Chechnya memiliki luas 4.750 mil persegi (12.300 km persegi) dengan populasi 1.268.989 (per sensus 2010) yang mayoritasnya adalah Muslim.
Chechnya berbatasan dengan Rusia, negara Georgia, dan republik Rusia Dagestan dan Ingushetia.
Sesaat sebelum pembubaran Uni Soviet, Chechnya mencoba untuk membangun kemerdekaan resmi dari Rusia, yang kemudian mengarah ke dua perang besar selama dua puluh tahun berikutnya.
Dikutip dari Reuters, dahulu di bawah pemerintahan Soviet, Chechnya disamakan dengan Ingushetia yang dekat secara etnis, dengan Grozny sebagai ibu kota gabungan wilayah tersebut.
Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Ingushetia memilih untuk menjadi republik di dalam Rusia sementara Chechnya mendeklarasikan kemerdekaan.
Wilayah tersebut berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan dari Rusia, dimulai dengan Perang Chechnya Pertama, yang berlangsung dari tahun 1994 hingga 1996.
Perang berakhir dengan perjanjian damai berumur pendek yang dibuat antara para pemimpin Moskow dan Chechnya.
Pada tahun 1999, Rusia menginvasi Grozny, ibu kota Chechnya, dalam upaya untuk merebut kembali kekuasaan atas negara tersebut.
Ditengah invasi Rusia itu, pada tahun 2003 sebuah konstitusi baru disetujui yang menyerahkan kekuasaan yang lebih besar kepada pemerintah Chechnya tetapi tetap mempertahankan republik di Federasi Rusia.
Setelah berlangsung hampir satu dekade, Perang Chechnya Kedua akhirnya berhenti.
Pada Agustus 2009, Rusia secara resmi mengakhiri operasi militer di Chechnya.
Hingga kini, Chechnya menjadi negara federasi Rusia.
Jabatan tertinggi pemerintahan, yang disebut Kepala Republik Chechnya, saat ini diduduki oleh Ramzan Kadyrov.
Ramzan Kadyrov merupakan seorang mantan pemimpin pemberontak yang membelot ke pihak Rusia selama Perang Chechnya Kedua.
Kadyrov sering menggambarkan dirinya sebagai "prajurit kaki" Putin.
Kadyrov telah mengerahkan pasukannya ke luar negeri untuk mendukung operasi militer Kremlin sebelumnya, di Suriah dan Georgia.
Komentar
Posting Komentar