Pejabat Senior: Ukraina Harus Menahan Serangan hingga 10 Hari ke Depan untuk Gagalkan Rusia - Tribunnnews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Pejabat Senior: Ukraina Harus Menahan Serangan hingga 10 Hari ke Depan untuk Gagalkan Rusia - Tribunnnews

Share This
Responsive Ads Here

 

Pejabat Senior: Ukraina Harus Menahan Serangan hingga 10 Hari ke Depan untuk Gagalkan Rusia - Halaman all

Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Anggota unit pertahanan sipil Ukraina melewati senapan serbu baru ke sisi berlawanan dari jembatan yang diledakkan di front utara Kyiv pada 1 Maret 2022. - Foto satelit menunjukkan pada 1 Maret 2022, konvoi Rusia membentang puluhan kilometer dan maju perlahan menuju ibukota Ukraina : menurut staf umum Ukraina, Moskow mengumpulkan pasukannya untuk menyerang Kiev dan kota-kota besar lainnya sementara tindakan pembalasan internasional terhadap Rusia terus menumpuk. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Ukraina pada Rabu (9/3/2022) mengatakan, negaranya harus menahan serangan Rusia selama 7-10 hari ke depan untuk menggagalkan kemenangan Moskow.

Diketahui hingga kini, lebih dari dua juta orang telah mengungsi dari Ukraina, terhitung sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi.

Vadym Denysenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, mengatakan Rusia sangat menginginkan sebuah kemenangan.

Ia menyebut, Kota Mariupol atau Ibu Kota Kyiv adalah target yang paling mungkin untuk rencana tersebut.

"Mereka (Rusia) membutuhkan setidaknya beberapa kemenangan sebelum mereka dipaksa ke dalam negosiasi akhir," tulis Denysenko di Facebook.

"Oleh karena itu tugas kita adalah berdiri selama 7-10 hari ke depan," tambahnya, dikutip dari CNA

Rusia mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan pada Rabu (9/3/2022) untuk warga Ukraina di Kyiv dan empat kota lainnya agar bisa mengungsi.

Satu-satunya koridor kemanusiaan yang saat ini beroperasi adalah di Kota Sumy, yang dibuka pada Selasa (8/3/2022) lalu.

Sekitar 5.000 orang menaiki bus dari Sumy pada Selasa setelah Moskow dan Kyiv menyetujui koridor ini, jelas gubernur regional Sumy, Dmytro Zhyvytskyy.

Ia menambahkan, sekitar 1.000 mobil juga diizinkan pergi menuju Kota Poltava.

Zhyvytskyy, secara terpisah mengatakan bahwa daerah pemukiman di Sumy telah dibom.

Insiden yang ia sebut 'pembunuhan massal'  itu menewaskan 22 warga sipil.

Namun Moskow membantah menargetkan warga sipil dalam invasinya.

Ukraina juga menuduh pasukan Rusia menembaki rute evakuasi lain, dari Mariupol di selatan negara itu.

Mikhail Mizintsev, kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, seperti dikutip oleh kantor berita Tass, bahwa pasukan Rusia akan "mengamati rezim yang diam" mulai pukul 10 pagi waktu Moskow untuk memastikan perjalanan yang aman bagi warga sipil yang ingin meninggalkan Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol.

Tidak jelas apakah rute yang diusulkan akan melewati Rusia atau Belarus, yang sebelumnya ditentang pemerintah Ukraina.

Kremlin menggambarkan invasinya sebagai 'operasi khusus' untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang disebutnya neo-Nazi.

Di sisi lain, Ukraina dan sekutu Barat menyebutnya sebagai dalih Rusia untuk melancarkan perang.

4.000 Tentara Rusia Tewas

Pejabat intelijen Amerika Serikat memperkirakan 4.000 tentara Rusia tewas selama invasi ke Ukraina.

Letnan Jenderal Scott Berrier, direktur Badan Intelijen Pertahanan, berbicara kepada Komite Intelijen DPR pada Selasa tentang meningkatnya korban invasi.

Kerugian di pihak Rusia dan Ukraina sulit dihitung karena invasi ke Ukraina terus berlanjut.

Anggota layanan Ukraina terlihat di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, pada pagi hari 26 Februari 2022, menurut personel layanan Ukraina di tempat kejadian. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah bahwa negaranya yang pro-Barat tidak akan ditundukkan oleh Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages