IAEA Akui Kehilangan Kontak dengan Sistem Data Nuklir Chernobyl - TRIBUNNEWS

 

IAEA Akui Kehilangan Kontak dengan Sistem Data Nuklir Chernobyl - Halaman all

Editor: Wahyu Gilang Putranto
Chernobyl di Ukraina. International Atomic Energy Agency mengaku kehilangan kontak dengan sistem data Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, Selasa (8/3/2022).
Chernobyl di Ukraina. International Atomic Energy Agency mengaku kehilangan kontak dengan sistem data Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, Selasa (8/3/2022).

TRIBUNNEWS.COM - International Atomic Energy Agency (IAEA) mengaku kehilangan kontak dengan sistem data Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl, Selasa (8/3/2022).

Staf PLTN Chernobyl diketahui bekerja di bawah pengawasan Rusia di fasilitas Ukraina tersebut.

Pada Kamis (24/2/2022), Rusia menginvasi Ukraina dan merebut pabrik Chernobyl yang sudah tidak berfungsi.

Serangan di lokasi bencana nuklir 1986 itu menewaskan ratusan orang.

Kontaminasi radioaktif menyebar ke arah barat dan seluruh Eropa.

Kepala Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi angkat bicara.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Al Jazeera, Grossi "mengindikasikan bahwa transmisi data jarak jauh dari sistem pemantauan pengamanan yang dipasang di PLTN Chernobyl telah hilang."

"Badan sedang mencari status sistem pemantauan pengamanan di lokasi lain di Ukraina dan akan segera memberikan informasi lebih lanjut," katanya.

IAEA menggunakan istilah "pengamanan" untuk menggambarkan tindakan teknis yang diterapkan pada bahan dan kegiatan nuklir, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir melalui deteksi dini penyalahgunaan bahan tersebut.

Lebih dari 200 staf teknis dan penjaga tetap terjebak di lokasi, bekerja 13 hari berturut-turut sejak pengambilalihan Rusia.

Situasi untuk staf "memburuk" di lokasi, kata IAEA, mengutip regulator nuklir Ukraina.

France24 melaporkan, PLTN yang mati itu berada di dalam zona eksklusi yang menampung reaktor yang dinonaktifkan serta fasilitas limbah radioaktif.

Chernobyl di Ukraina (tass.com)

Lebih dari 2.000 staf masih bekerja di pabrik karena membutuhkan manajemen yang konstan untuk mencegah bencana nuklir lainnya.

Badan PBB tersebut meminta Rusia untuk mengizinkan pekerja bergilir karena istirahat dan shift reguler sangat penting untuk keselamatan lokasi.

"Saya sangat prihatin dengan situasi sulit dan penuh tekanan yang dihadapi staf di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dan potensi risiko yang ditimbulkannya untuk keselamatan nuklir," kata Grossi.

"Saya meminta pasukan yang mengendalikan lokasi secara efektif untuk segera memfasilitasi rotasi personel yang aman di sana."

Kondisi PLTN Zaporizhzhia di Ukraina sebelum dibombardir tentara Rusia. Ini merupakan PLTN terbesar di Eropa dengan 6 reaktor nuklir yang mampu menghasilkan energi listrik 40-42 miliar kWh. (The Verge)

Dengan terputusnya transmisi data jarak jauh dan regulator Ukraina hanya dapat menghubungi pabrik melalui e-mail.

Rusia juga menyerang dan merebut pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, pekan lalu, dengan tuduhan "teror nuklir" dari Kyiv.

Zaporizhzhia sendiri memiliki enam reaktor dengan desain yang lebih modern dan lebih aman daripada reaktor yang dilebur di Chernobyl.

IAEA mengatakan dua di antaranya masih beroperasi, personel pabrik bekerja dalam shift dan tingkat radiasi tetap stabil.

Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya