Pemberontak Belarus Gabung Muslim Chechen Anti-Putin Bela Ukraina - CNN Indonesia

 www.cnnindonesia.com

Pemberontak Belarus Gabung Muslim Chechen Anti-Putin Bela Ukraina

CNN Indonesia
2-3 minutes
Kamis, 03 Mar 2022 15:08 WIB

Tentara Ukraina di atas tank siap hadapi Rusia. (REUTERS/CARLOS BARRIA)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemberontak Belarus diklaim bergabung dengan pasukan muslim Chechen anti-Vladimir Putin untuk membantu Ukraina hadapi gempuran Rusia.

Kelompok Chechen oposisi Ramzan Kadyrov dan pejuang Belarus menentang sikap pemerintah mereka dengan berpihak pada Ukraina.

Foto-foto kelompok Chechen bersenjata dengan mengenakan ban kuning di lengan, mengidentifikasi pasukan mereka tergabung dalam kelompok pendukung Ukraina. Foto itu dibagikan di media sosial.


Dikutip Arab News, milisi memiliki berbagai persenjataan, di antaranya peluncur roket buatan Inggris, senapan sniper, hingga senjata Kalashnikov.

Sebuah kelompok dari Chechen membuat gerakan pemisahan diri dari keberpihakan pemerintah yang menyatakan mendukung Rusia. Pemimpin Chechen, Ramzan Kadyrov telah mengerahkan pasukan untuk berperang mendukung Rusia di Ukraina.

Relawan Belarusia telah bergabung dalam perang untuk mendukung Ukraina. Hal itu dilihat berdasarkan foto-foto puluhan pejuang dibagikan media independen.

Para pejuang telah tiba di Ukraina ketika pejabat pertahanan AS memperingatkan Belarus mungkin akan segera mengerahkan pasukan untuk mendukung Rusia.

Sebelumnya Pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko mengatakan telah memerintahkan mengirim pasukan ke wilayah selatan negara itu, yang berbatasan dengan Ukraina, Selasa (1/3). Tetapi ia mengklaim tidak mengambil bagian dalam serangan ke Ukraina.

Ia bakal mengirimkan lima kelompok tempur taktis ke selatan untuk melindungi wilayah itu, Selasa (1/3). Kelompok tempur ini memuat ratusan pasukan dengan kendaraan lapis baja dan artileri.

Lukashenko juga menyampaikan pesawat tempur dan helikopter telah dikerahkan untuk melindungi perbatasan selatan Belarus.

Belarus adalah salah satu anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), bersama dengan Rusia. Keduanya juga terlihat cukup dekat, mengingat Presiden Vladimir Putin sempat mengirim pasukannya ke Belarus untuk latihan militer.

(can/bac)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya