Kepala Vladimir Putin Ditawar Rp 14 Miliar, Hidup atau Mati - Halaman all
Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, MOSKWA - Seorang pengusaha asal Rusia menawarkan hadiah sebesar 1 juta dollar AS (Rp 14 miliar) untuk kepala Vladimir Putin, hidup atau mati.
Selain itu, pengusaha sekaligus investor bernama Alex Konanykhin tersebut juga mendesak para perwira militer Rusia untuk menyeret sang presiden ke pengadilan.
Janji tersebut diumumkan Konanykhin melalu sebuah unggahan di media sosial, sebagaimana dilansir The Independent, Kamis (3/3/2022).
Konanykhin menuturkan, penangkapan Putin adalah "tugas moral" untuk membantu Ukraina karena mendapat serangan yang tidak beralasan.
"Saya berjanji untuk membayar 1.000.000 dollar AS kepada petugas yang, sesuai dengan tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional," tulis Konanykhin.

Di Facebook, unggahan Konanykhin tersebut dihapus oleh platform media sosial itu.
Unggahannya tersebut termasuk foto Putin dengan tulisan berbunyi, "Dicari: hidup atau mati. Vladimir Putin atas pembunuhan massal."
"Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral saya untuk memfasilitasi denazifikasi Rusia.
Saya akan melanjutkan bantuan saya ke Ukraina dalam upaya heroiknya untuk menahan serangan gencar Putin," imbuh Konanykhin.
The Independent melaporkan, Konanykhin memiliki sejarah yang rumit dengan Pemerintah Rusia.
Pada 1996, dia ditangkap saat tinggal di AS setelah pihak berwenang Rusia mengeklaim bahwa dia menggelapkan 8 juta dollar AS dari Russian Exchange Bank.
Seorang agen FBI kemudian memberikan kesaksian yang meringankan Konanykhin, kasus itu lantas diselesaikan dan dia diberikan suaka politik.
Suakanya dicabut beberapa tahun kemudian. Tetapi, deportasinya akhirnya dibatalkan oleh Hakim Distrik AS TS Ellis yang mengatakan bahwa keputusan untuk mengembalikannya ke Moskwa adalah "memalukan".
Menurut Vice, kekayaan Konanykhin pernah mencapai 300 juta dollar AS.
Dia juga menjadi investor untuk perusahaan-perusahaan start-up bersama dengan pendiri Apple Steve Wozniak dan mantan penyanyi Lance Bass.
PM Inggris Sebut Putin sebagai Penjahat Perang
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (2/3/2022) menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Dilansir AFP, dia juga mendesak PBB untuk mengutuk invasinya ke Ukraina.
Komentar ini disampaikan di parlemen, di mana anggota parlemen memberikan tepuk tangan meriah kepada duta besar Ukraina yang hadir.
Johnson mengenakan pin bendera Inggris-Ukraina, dan banyak anggota parlemen juga mengenakan pakaian berwarna biru dan kuning Ukraina.
"Apa yang telah kita lihat dari rezim Vladimir Putin, dalam penggunaan amunisi yang telah mereka jatuhkan pada warga sipil tak berdosa, dalam pandangan saya sudah sepenuhnya memenuhi syarat sebagai kejahatan perang," kata Johnson.
Para menteri Inggris telah memperingatkan bahwa Putin, kroni dan komandannya dapat menghadapi tuntutan di Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, yang telah membuka penyelidikan atas invasi tersebut.
Menjelang pemungutan suara oleh Majelis Umum PBB di New York, Johnson menambahkan: "Kami menyerukan kepada setiap negara untuk bergabung dengan kami dalam mengutuk Rusia dan menuntut agar Putin mengubah tanknya."
Johnson memperingatkan sanksi lebih lanjut jika serangan berlanjut, mengulangi slogan tiga kata baru: "Putin harus gagal".
"Dengan kepahlawanan rakyat Ukraina dan persatuan Barat, saya yakin dia akan gagal dan kami akan berhasil melindungi Ukraina," kata Johnson.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar