Editor: M Nur Pakar

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara Alexei Navalny mengimbau warga negaranya untuk terus turun ke jalan untuk protes perang di Ukraina.

“Setidaknya mari kita tidak menjadi bangsa orang-orang pendiam yang ketakutan," ujarnya.

"Pengecut yang berpura-pura tidak memperhatikan perang agresif melawan Ukraina yang dilakukan oleh tsar kita yang jelas-jelas gila,” katanya melalui juru bicara dalam pesan yang diposting ke Twitter, Kamis (3/3/2022).

Daniel Hoffman, mantan pakar CIA di Rusia, mengatakan korban terburuk dari perang itu belum datang.

"Jadi Vladimir Putin, dia akan membakar rumah Ukraina, dan merasa seperti dia tidak bisa ada di planet ini jika Ukraina berjuang untuk kebebasan, kebebasan, dan demokrasi dan hubungan ekonomi dengan Barat," kata Hoffman di "Podcast Skullduggery.

Ketika Rusia mengepung ibu kota Chechnya, Grozny, dari Desember 1994 hingga Februari 1995, diperkirakan 25.000 hingga 30.000 warga sipil tewas, menurut Yayasan Perdamaian Dunia di Universitas Tufts.

Moskow menyebutkan jumlah resmi tentara Rusia yang tewas di 1.376, tetapi para pejabat AS yakin jumlah itu jauh lebih tinggi.

Selama empat tahun pengepungan kota Aleppo oleh pemerintah Suriah, Rusia membantu kampanye pengeboman tanpa henti di negara itu yang menewaskan sekitar 31.000 warga sipil.

"Saya sangat takut kita akan melihat sesuatu seperti Grozny atau Aleppo, di mana Rusia menjadi bumi hangus, karena
mereka telah gagal, benar-benar gagal, sejauh ini," kata Hoffman.(*)