Penggunaan Cluster Bom Oleh Rusia di Ukraina Dikecam, Ini Dampak Mengerikan Penggunaan Bom Tersebut - Bangka Pos

 

Penggunaan Cluster Bom Oleh Rusia di Ukraina Dikecam, Ini Dampak Mengerikan Penggunaan Bom Tersebut - Halaman all

Cluster bomb
Cluster bomb

BANGKAPOS.COM-Rusia ternyata menggunakan bom tandan (cluster munitions) dalam perang dengan Ukraina.

Bom ini sendiri sudah dilarang penggunaannya oleh Konvesi Jenewa karena dampak mengerikan yang ditimbulkannya.

Amnesty International meminta Rusia berhenti menggunakan tersebut.

Bom tandan adalah jenis senjata yang didesain untuk menyelimuti kawasan dengan suatu kekuatan ledakan yang dihasilkan oleh ratusan bom-bom kecil.

Organisasi non-pemerintah yang fokus pada hak asasi manusia (HAM) itu mengatakan serangan fatal menggunakan senjata sembarangan di rumah sakit dan sekolah bisa merupakan kejahatan perang.

Mayat seorang prajurit, tanpa lencana, yang diklaim militer Ukraina sebagai prajurit tentara Rusia yang tewas dalam pertempuran, tergeletak di sebuah jalan di luar kota Kharkiv, Ukraina. (Reuters/dailymail.co.uk)

Amnesty International mengatakan bom tandan menghantam sebuah preschool di timur laut Ukraina pada Jumat (25/2/2022), yang digunakan untuk melindungi warga sipil, menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak.

Mereka mengatakan serangan di Kota Okhtyrka mungkin merupakan kejahatan perang, setelah gambar menunjukkan bom tandan menghantam setidaknya tujuh lokasi di atau dekat sekolah.

Amnesty mengatakan serangan itu tampaknya dilakukan oleh pasukan Rusia, yang beroperasi di dekatnya, dan yang memiliki catatan menggunakan bom tandan di daerah berpenduduk.

"Tidak ada pembenaran yang mungkin untuk menjatuhkan bom tandan di daerah berpenduduk, apalagi di dekat sekolah," kata Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard dalam sebuah pernyataan, Minggu (27/2/2022), seperti dilansir kompas.com..

Human Rights Watch (HRW) mengatakan pada Jumat, bahwa bom tandan Rusia telah menghantam sebuah rumah sakit di Vuhledar di Ukraina timur, menewaskan empat warga sipil dan melukai 10 orang, enam di antaranya petugas kesehatan.

"Serangan tak berperasaan ini telah membunuh dan melukai warga sipil, dan merusak sebuah rumah sakit," kata Direktur Senjata HRW Stephen Goose.

HRW mengingatkan, meluncurkan serangan tanpa pandang bulu yang membunuh atau melukai warga sipil merupakan kejahatan perang, dan rumah sakit serta sekolah diberikan perlindungan khusus lebih lanjut di bawah hukum internasional.

Situs web investigasi Bellingcat telah menyusun laporan penggunaan bom tandan di Ukraina dan mengatakan bahwa kota kedua Kharkiv tampaknya juga menjadi target beberapa serangan bom tandan.

"Gambar dan video yang diunggah online menunjukkan penggunaan senjata ini secara lebih luas di wilayah sipil," kata Bellingcat, mereproduksi rekaman dashcam dari seorang pengemudi yang mencoba menghindari hujan bom di Kharkiv.

"Jalan raya ini melewati area pemukiman dan berada tepat di sebelah rumah sakit anak-anak," kata Bellingcat.

Penggunaannya Dikutuk

Kampanye Internasional untuk Melarang Ranjau Darat dan Koalisi Bom Tandan (ICBL-CMC) sangat mengutuk penggunaannya dalam invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukan segera diakhirinya penggunaan senjata tersebut .

Lebih dari 100 negara telah menandatangani Konvensi 2008 tentang Bom Tandan yang melarang produksi dan penggunaan senjata, tetapi tidak Rusia atau Ukraina.

Rudal yang membawa bom tandan akan meledak di udara dan mengirim lusinan atau ratusan bom kecil ke area yang luas.

Dilansir dari intisari-online, Bom tandan ini dilarang digunakan dalam peperangan karena daya rusaknya yang tergolong biadab.

Pasalnya ketika dijatuhkan dari pesawat bom tandan yang oleh militer AS dalam Perang Vietnam dinamai BLU-24 C/B itu, sebelum menyentuh tanah memecah diri dalam bentuk bom-bom kecil, baru meledak.

Bom tandan ini memang bisa dijeniskan sebagai bom pembawa bom karena berbentuk tabung dispenser dan di dalamnya berisi ratusan butir bom berbentuk bulat.

Ketika dijatuhkan dan pada ketinggian tertentu memecah diri menjadi ratusan butir bom, area yang dihancurkan demikian luas dan tidak terkendali.

Akibatnya tidah hanya sasaran militer yang hancur tapi juga para penduduk sipil yang sebenarnya tidak menginginkan peperangan.

Butiran-butiran bom yang terlontar dari dispenser cluster bomb bentuknya bulat seperti bola bisbol dan warnanya menarik.

Kadang ada butiran bom yang tidak meledak saat jatuh di tanah dan kerap diambil oleh anak-anak karena dikira mainan.

Tapi sewaktu digunakan sebagai barang mainan ternyata “bola bisbol” itu meledak.

Konvesi Jenewa pun kemudian melarang penggunaan cluster bomb yang demikiaan berbahaya bagi penduduk sipil itu.

Tags:

Baca Juga

Komentar