Penyebab Muslim Chechen Terbelah antara Pro-Rusia dan Bela Ukraina - CNN Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Penyebab Muslim Chechen Terbelah antara Pro-Rusia dan Bela Ukraina - CNN Indonesia

Share This

 www.cnnindonesia.com

Penyebab Muslim Chechen Terbelah antara Pro-Rusia dan Bela Ukraina

CNN Indonesia
3-4 minutes
Rabu, 02 Mar 2022 10:35 WIB

Pasukan Chechen loyalis Ramzan Kadyrov dukung invasi Rusia di Ukraina. (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pasukan Muslim Chechen di Chechnya di Rusia Selatan terbelah dalam dua dukungan antara pro-Rusia dan pro-Ukraina. Pasukan Muslim pimpinan Ramzan Kadyrov memproklamirkan dukungan untuk Putin yang menginvasi Ukraina. Di sisi lain, kubu pimpinan Akhmed Zakayev memilih dukungan untuk membela Ukraina.

Terpecahnya kedua pasukan di negara bagian Chechnya ini tak lepas dari akar sejarah konflik lebih dari dua dekade lalu. Pada 1990-an, wilayah Chechnya sempat berupaya melepaskan diri dari Rusia dalam sebuah perang.

Dari perang itu, Rusia kembali berkuasa atas Chechnya dan menetapkan salah satu pemberontak pro-Moskow, Akhmad Kadyrov, sebagai pemimpin.


Akhmad Kadyrov kemudian terbunuh pada 2004, membuat sang putra, Ramzan Kadyrov menjadi pemimpin wilayah tersebut. Kadyrov dinilai memerintah Chechnya sesuka hatinya dengan sokongan Kremlin sebagai ganti janji setianya pada Putin.

Akibatnya, pasukan Chechen terpecah. Pasukan pengikut sisi sekuler memutuskan mengasingkan diri ke Eropa sementara yang tersisa bergerak ke arah Islamis dengan menggunakan metode terorisme.

Pasukan Chechen di bawah Kadyrov kerap berpihak pada Rusia. Pasukan loyalis Kadyrov ini pernah diturunkan dalam beberapa operasi militer Moskow, seperti di Suriah dan Georgia. Selain itu, pasukan ini dikerahkan ke Ukraina demi membantu Putin menjalankan invasinya.

"Presiden (Putin) mengambil keputusan yang benar dan kami akan menjalankan perintahnya dalam situasi apapun," kata Kadyrov, dikutip dari Reuters.

Kadyrov juga terus mendukung Putin atas segala pendapatnya, salah satunya kala Putin mengatakan pemimpin Ukraina merupakan bagian dari 'neo-Nazi.' Pemimpin Chechen ini juga dituduh melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia di dalam dan luar negaranya.

Pasukan Kadyrov seringkali menangkap orang tanpa proses hukum dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai elemen masyarakat kerap menjadi target mereka, dari militan, kritikus pemerintah, hingga warga yang dicurigai gay, sebagaimana dilansir The Guardian.

Di sisi lain, pasukan Chechen anti-Kadyrov memutuskan untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Pada Sabtu (26/2) malam, Zakayev, yang memimpin kelompok Chechen di pengasingan, mengatakan ia ingin membentuk detasemen sukarelawan Chechnya yang berada di luar negeri untuk membantu pemerintah Ukraina, dikutip dari Foreign Policy. Kelompok Chechen ini diperkirakan memiliki sekitar 150 ribu anggota yang tersebar di seluruh Eropa.

Walaupun demikian, pengamat Rusia dan Kaukasus di Universitas Ottawa, Jean-François Ratelle menilai dukungan Chechen ini tak memiliki banyak arti karena mereka memiliki pengaruh terbatas. Selain itu, pasukan tersebut dikenal dengan gaya bertarung yang brutal dan tak menghargai hukum internasional.

Pasukan Chechen di pengasingan juga telah lama berupaya melawan Rusia di luar negeri, mulai dari Suriah, Donetsk, dan sekarang di Ukraina.

(pwn/ain)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages