Puluhan Orang Ukraina Tewas dalam Serangan Roket Rusia - CNBC Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Puluhan Orang Ukraina Tewas dalam Serangan Roket Rusia - CNBC Indonesia

Share This

 www.cnbcindonesia.com

Puluhan Orang Ukraina Tewas dalam Serangan Roket Rusia

CNBC Indonesia
3-3 minutesInternasional

News

Senin, 28/02/2022 20:42 WIB

Foto: Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Departemen Kepolisian Ukraina, sesosok mayat tentara tergeletak di tanah di samping kendaraan militer yang hancur setelah serangan yang diduga dilakukan oleh separatis, atau Rusia di Ukraina timur, Kamis, 24 Februari 2022. (Ukrainian Police Department Press Service via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan dari Rusia dan Ukraina terus memanas. Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan roket oleh pasukan Rusia di kota Ukraina Kharkiv, Senin (28/2/2022) pagi.

"Kharkiv baru saja ditembaki secara besar-besaran oleh para roket. Puluhan tewas dan ratusan luka-luka," tulis penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Anton Herashchenko dalam sebuah posting di Facebook, sebagaimana dikutip dari Guardian.

Sehari sebelumnya, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan sedikitnya 64 warga sipil telah tewas dan lebih dari 160.000 sedang menyelamatkan diri pasca serangan Rusia Kamis lalu.

"Pada pukul 17.00 tanggal 26 Februari, (kantor hak asasi manusia PBB) OHCHR melaporkan setidaknya 240 korban sipil, termasuk setidaknya 64 orang tewas," kata mereka dalam sebuah laporan status, menambahkan angka sebenarnya kemungkinan akan "jauh lebih tinggi".

Kerusakan infrastruktur sipil telah menyebabkan ratusan ribu orang tanpa listrik atau air. Ratusan rumah telah rusak atau hancur, sementara jembatan dan jalan yang dilanda penembakan telah membuat beberapa komunitas terputus dari pasar, kata OCHA, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Mengutip badan pengungsi PBB, mengatakan lebih dari 160.000 orang telah mengungsi dan lebih dari 116.000 terpaksa melarikan diri ke negara-negara tetangga.

"Badan-badan PBB dan mitra kemanusiaan telah dipaksa untuk menangguhkan operasi karena situasi keamanan yang memburuk," kata OCHA.

"PBB dan mitranya mempertahankan kehadiran mereka di seluruh negeri dan tetap berkomitmen untuk tetap di lapangan dan menanggapi kebutuhan kemanusiaan yang meningkat dan risiko perlindungan begitu situasi memungkinkan."

(tfa/tfa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages