Ukraina Bantah PLT Nuklir Terbesar di Eropa dalam Cengkraman Rusia
Pasukan Rusia telah menguasai fasilitas nuklir Chernobyl di Ukraina utara, salah satu tempat terjadinya bencana nuklir paling parah di dunia. (AP/Mykola Tymchenko)
Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Ukraina membantah laporan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia telah dikuasai Rusia, demikian pernyataan agensi berita Ukraina, Interfax.
Zaporizhzhia merupakan PLTN terbesar di Eropa dan dengan kapasitas 5.700 MW juga menjadi salah satu dari 10 PLTN terbesar di dunia.
Kemarin pasukan Rusia dikabarkan tengah menuju wilayah Zaporizhzhia dan semakin mendekati reaktor tersebut.
Sebelumnya pada Jumat (25/2), Pasukan Rusia telah menguasai fasilitas nuklir Chernobyl di Ukraina utara, salah satu tempat terjadinya bencana nuklir paling parah di dunia.
Dilihat dari lokasi kota itu sendiri, atau dari posisi geografi, Chernobyl menjadi rute terpendek jika menempuh perjalanan dari Belarus ke ibu kota Ukraina, Kiev. Dengan demikian, kota ini menjadi garis serangan yang masuk akal bagi Rusia untuk menginvasi Ukraina.
Ukraina sendiri memiliki empat pembangkit listrik tenaga nuklir yang tengah beroperasi. Pada empat PLTN tersebut, terdapat 15 reaktor nuklir yang dikhawatirkan bisa berbahaya jika terimbas serangan Rusia.
Badan Energi Atom Internasional pada Jumat pun telah menyerukan agar tidak ada aksi yang bisa membahayakan reaktor-reaktor tersebut.
"Sederhananya, PLTN tidak dirancang untuk berada di wilayah zona perang," kata James Acton, co-direktur lembaga tersebut.
"Memang sedikit tidak mungkin Moskow akan secara langsung menyerang fasilitas tersebut, tapi bisa saja PLTN itu menjadi target dalam perang yang dipastikan akan mengganggu operasionalnya."
Serangan Rusia ke Ukraina masih berlanjut pada hari ini dengan suara ledakan sempat terdengar di Kiev dan Kharkiv. Konvoi pasukan militer sepanjang lima kilometer menuju kota Kiev juga terlihat dari citra satelit.
Pada hari ini, delegasi Rusia dan Ukraina tengah bernegosiasi untuk mendapatkan resolusi.
(Reuters/vws)
Saksikan Video di Bawah Ini:
Komentar
Posting Komentar