Putin dan Zelensky Direncanakan Melakukan Pembicaraan untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Advertisement
Liputan6.com, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky direncanakan melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pembicaraan dua presiden untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 24 Februari 2022 ini diupayakan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah Ukraina, Ukrinform.
"Jelas, satu-satunya cara untuk mengakhiri perang ini adalah pembicaraan langsung antara kedua presiden, dan inilah yang tengah kami upayakan dalam pembicaraan saat ini," ujar Penasihat Kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak, seperti dilansir Xinhua, Kamis (17/3/2022).
Advertisement
Menurut anggota delegasi Ukraina untuk pembicaraan damai dengan Rusia tersebut, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan dokumen-dokumen yang dapat ditandatangani dalam pertemuan kedua pemimpin tersebut.
"Pihak Ukraina sangat berharap gencatan senjata dapat tercapai dalam waktu dekat," imbuhnya.
Negosiasi putaran keempat antara delegasi Ukraina dan Rusia dimulai pada Senin 14 Maret melalui tautan video dan berlanjut hingga Rabu 16 Maret.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perundingan Damai Sudah Lebih Realistis
Pemerintah Rusia dan Ukraina masih melakukan negosiasi damai untuk menghentikan invasi Moskow ke Kiev. Meski belum menemui titik temu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengaku pembicaraan damai kini terdengar lebih realistis, namun masih perlu waktu untuk mencapai kesepakatan yang diinginkan.
Para pejabat Ukraina sebelumnya berharap agresi militer Rusia di negara itu dapat berakhir lebih cepat dari perkiraan, kemungkinan pada Mei. Mereka mengatakan, Moskow mungkin akan menerima sejumlah syarat akibat kegagalannya memasang pemerintah boneka dan menghadapi kekurangan tentara.
"Pertemuan terus berlangsung, dan saya diberi tahu, sikap dalam perundingan sudah terdengar lebih realistis. Tapi masih diperlukan waktu agar keputusannya sesuai kepentingan Ukraina," kata Zelenskyy lewat siaran video jelang putaran perundingan berikutnya.
Memberi petunjuk tentang kemungkinan kompromi, Zelenskyy mengatakan Ukraina semula dipersiapkan untuk menerima jaminan keamanan dari Barat, tapi Barat menolak keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Moskow memandang keanggotaan Ukraina di aliansi pertahanan Barat itu sebagai ancaman dan telah meminta jaminan agar negara itu tidak akan pernah bergabung.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan terlalu dini untuk memprediksi kemajuan perundingan.
"Ini tugas yang sulit, dan dalam situasi saat ini, fakta bahwa (perundingan) terus berlangsung mungkin positif," katanya.
Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti militer dan membersihkan negara itu dari pengaruh Nazi (denazifikasi). Namun, Ukraina dan Barat menganggap hal itu hanya dalih Rusia untuk memicu "perang yang tak perlu".
Advertisement
Komentar
Posting Komentar