RAHASIA Presiden Vladimir Putin Kini Terbongkar, Ternyata Ingin Kuasai Ukraina Seluruhnya, Pantes! - Tribunnews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

RAHASIA Presiden Vladimir Putin Kini Terbongkar, Ternyata Ingin Kuasai Ukraina Seluruhnya, Pantes! - Tribunnews

Share This

 

RAHASIA Presiden Vladimir Putin Kini Terbongkar, Ternyata Ingin Kuasai Ukraina Seluruhnya, Pantes! - Halaman all

Editor: Frans Krowin
Presiden Rusia, Vladimir Putin ternyata sangat berambisi untuk menguasai Ukraina seluruhnya. Rahasia ini dibongkar Presiden Perancis, Emmanuel Macron setelah berbicara 90 menit dengan Presiden Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin ternyata sangat berambisi untuk menguasai Ukraina seluruhnya. Rahasia ini dibongkar Presiden Perancis, Emmanuel Macron setelah berbicara 90 menit dengan Presiden Putin.

POS-KUPANG.COM - Ibarat menyimpan bangkai, lama kelamaan tercium juga, seperti itulah yang terjadi dalam agresi Rusia ke Ukraina saat ini.

Dalam serangan tersebut, terlihat jelas betapa Presiden Rusia sangat berambisi menaklukan Ukraina.

Ternyata ambisi besar Vladimir Putin tersebut terkait erat dengan sebuah rencana besarnya di Ukraina

Ambisi besar itu sesungguhnya menjadi rahasia Vladimir Putin dalam melancarkan invasinya ke negara tertangga tersebut.

Dan, rahasia tersebut kini dibongkar oleh orang dekat Vladimir Putin, seusai keduanya saling telepon selama 90 menit lamanya.

Yang dimaksud dengan orang dekat Vladimir Putin, adalah Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan bahwa Vladimir Putin diam-diam punya nafsu untuk menguasai Ukraina secara keseluruhan.

Dari nafsu berkuasa itulah Presiden Prancis itu mengungkapkan bahwa sesuatu yang terburuk akan terjadi di Ukraina.

Presiden Emmanuel Macron membongkar rahasia tersebut, setelah melakukan pembicaraan via telepon selama 90 menit dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dugaan Presiden (Macron) adalah yang terburuk akan terjadi, mengingat apa yang Presiden Putin katakan kepadanya."

Demikian pembantu senior Presiden Prancis tanpa menyebutkan namanya, kepada wartawan, Kamis 3 Maret 2022, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.

"Tidak ada apa pun dalam apa yang Presiden Putin katakan kepada kami yang bisa meyakinkan kami. Dia (Putin) menunjukkan tekad yang besar untuk melanjutkan operasi (militer di Ukraina)," ungkapnya.

Dia menambahkan, Putin sudah punya komitmen bulan untuk menguasai seluruh Ukraina, negara ini kini digempur itu.

Vladimir Putin sebenarnya sangat ingin menguasai seluruh Ukraina.

Dengan kata-katanya sendiri, Vladimir Putin ingin melakukan operasinya untuk menghancurkan Ukraina sampai akhir.

"Anda bisa memahami sejauh mana kata-kata ini mengejutkan dan tidak dapat diterima, dan Presiden (Macron) mengatakan kepadanya bahwa itu bohong," ujar pembantu senior Presiden Prancis itu.

Macron juga mendesak Putin untuk menghindari korban sipil dan mengizinkan akses kemanusiaan.

"Presiden Putin menjawab, dia mendukung tetapi tanpa membuat komitmen apa pun," sebutnya seraya menambahkan, Putin membantah bahwa militer Rusia menargetkan infrastruktur sipil di Ukraina.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Kamis 3 Maret 2022, dia yakin beberapa pemimpin Barat sedang mempersiapkan perang melawan Rusia, dan Moskow akan melanjutkan operasi militernya di Ukraina sampai akhir.

Operasi militer Rusia di Ukraina bertujuan, antara lain, untuk memastikan Kyiv tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Lavrov mengungkapkan kepada televisi Pemerintah Rusia.

Dia menyatakan, dirinya tidak ragu bahwa solusi untuk krisis di Ukraina akan ditemukan, dan babak baru pembicaraan akan dimulai antara pejabat Ukraina dan Rusia.

Tentara Ukraina di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, 26 Februari 2022 pagi. Di tempat ini, Ukraina memukul mundur tentara Rusia. (Tribunnews.com)

Tapi, dialog Rusia dengan Barat harus berdasarkan pada rasa saling menghormati.

Rusia juga tidak bisa mentolerir apa yang Lavrov katakan sebagai ancaman militer dari Ukraina. Karena itu, dia yakin operasi militer Rusia atas Ukraina benar.

"Pemikiran nuklir terus berputar di kepala politisi Barat tetapi tidak di kepala Rusia," katanya, seperti dikutip Reuters.

"Saya meyakinkan Anda, kami tidak akan membiarkan provokasi apa pun untuk membuat kami tidak seimbang".

Ukraina Sangat Menyesal

UKRAINA kini sangat menyesal telah menyerahkan kembali senjata nuklir peninggalan Uni Soviet yang ada di Ukraina.

Seandainya senjata nuklir itu tak diserahkan, mungkin saat ini tidak ada negara yang berani menyerang Ukraina.

Karena senjata nuklir bisa membuat negara lain harus berfikir ulang termasuk Rusia.

Tapi penyesalan selalu datang terlambat dan Ukraina sedang menuju kehancuran karena sedang diserang oleh tetangganya Rusia.

Bahkan yang lebih parah lagi, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris yang mencapai keamanan Ukraina bila menyerahkan senjata nuklir justru tidak membantu saat diserang Rusia.

Ukraina merasa dikhianati dan menyesal setelah menyerahkan senjata nuklir peninggalan Uni Soviet dulu.

Svitlana Zalishchuk, penasihat kebijakan luar negeri untuk Wakil Perdana Menteri Ukraina untuk integrasi Eropa, mengatakan bahwa keputusan Ukraina menyerahkan senjata nuklirnya pada 1990-an adalah sebuah kesalahan.

Dia meyakini bahwa invasi Rusia tidak akan dimulai jika Ukraina tidak menyerahkan senjata nuklirnya saat itu.

Ukraina pernah menjadi rumah bagi ribuan senjata nuklir yang ditempatkan di sana oleh Uni Soviet, yang diwarisi negara itu ketika merdeka setelah berakhirnya Perang Dingin.

Pada tahun 1994, Ukraina menyerahkannya dan sebagai gantinya, kekuatan dunia, termasuk Rusia berjanji untuk tidak melanggar keamanannya.

Ukraina menandatangani Budapest Memorandum on Security Assurances ketika bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir global.

Perjanjian ini yang menyatakan bahwa Rusia, Inggris, dan AS menegaskan kembali kewajiban mereka untuk menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik Ukraina.

Ditanya apakah Ukraina membuat kesalahan dalam menyetujui untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Svitlana Zalishchuk mengatakan kepada Sky News, "Ya, tanpa keraguan.”

"Jika kita adalah pemilik senjata nuklir saat ini, saya pikir perang ini tidak akan dimulai, tragedi ini tidak akan dialami oleh bangsa saya," ungkap dia.

Zalishchuk mengatakan, kekuatan dunia yang memiliki senjata nuklir akhirnya tak tersentuh dan tidak ditantang dengan kekuatan militer karena perang nuklir adalah bahaya bagi seluruh dunia.

"Karena secara sukarela kami menyerahkan senjata nuklir kami dan Memorandum Budapest telah diabaikan, kami menemukan diri kami dalam situasi yang kami hadapi," ujar dia.

"Jika ada satu negara di dunia ini, di Eropa saat ini, yang dapat menuntut jaminan keamanan, itu adalah Ukraina, tepatnya karena kami menyerahkan senjata nuklir kami,

justru karena kami menerima jaminan ini dari kekuatan terkuat di dunia bahwa mereka akan melindungi kami jika terjadi sesuatu," lanjutnya.

“Tidak ada jaminan” Beyza Unal, wakil direktur program keamanan internasional di lembaga think tank Chatham House, mengatakan, dirinya memahami mengapa Ukraina mungkin merasa "dikhianati".

Namun, dia menyebutkan, Memorandum Budapest memberi negara mereka "jaminan" yang tidak mengikat secara hukum dan tidak memiliki mekanisme penegakan.

Dia juga menunjukkan bahwa senjata nuklir yang diwarisi Ukraina tidak dapat digunakan tanpa berinvestasi dalam infrastruktur tambahan.

"Itu adalah inventaris Soviet," katanya.

"Anda tidak dapat benar-benar menggunakan senjata itu tanpa memiliki struktur komando dan kontrol yang terkait dengan sistem senjata.

Hampir tidak mungkin bagi Ukraina di masa lalu untuk menggunakannya, bahkan sebagai alat tawar-menawar untuk masa depan," pendapat Beyza Unal.

Dia mengatakan tidak diketahui apakah Rusia akan menyerang Ukraina jika negara itu menyimpan senjata dan berinvestasi dalam program nuklir pasca-Soviet.

Dia mencontohkan Perang Yom Kippur 1973 yang terjadi meski ada rumor Israel telah mulai mengembangkan senjata nuklir sebelum itu.

Baca juga: 12 Perwira Ukraina Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Apa Saja Jasa Mereka di Medan Perang?

Dia mengatakan memiliki senjata nuklir tidak akan selalu mencegah negara diserang.

Dia menilai anggapan tersebut hanya spekulasi.

"Apa yang disadari dunia pada 1960-an, 1970-an, adalah bahwa jika semakin banyak negara memiliki senjata nuklir, maka itu akan menyebabkan bencana besar.

Karena pada akhirnya, seseorang akan memutuskan untuk menggunakan senjata mereka,” jelas Beyza Unal.

Ini Perbedaan Militer Rusia dan Ukraina

Rusia telah melancarkan serangan militer ke Ukraina sejak Kamis 24 Februari 2022.

Serangan tersebut dilakukan Rusia, setelah pada Rabu 23 Februari 2022, Presiden Vladimir Putin menyatakan secara resmi bahwa ia akan melancarkan invasi ke Ukraina Kamis 24 Februari 2022

Terkait invasi militer ke negara tetangga tersebut, berikut ini perbandingan kekuatan Rusia vs Ukraina ibarat gajah menyerang semut.

Rusia adalah salah satu raksasa militer dunia.

Sudah tak asing lagi, jika Rusia merupakan negara dengan kekuatan dan peralatan perang terbaik di dunia.

Berdasarkan Global Fire Power yang dikutip Tribunpekanbaru.com pada Kamis 24 Februari 2022, Rusia merupakan kekuatan militer kedua terhebat di dunia setelah Amerika Serikat.

Sedangkan Ukraina berada di peringkat 25.

Begitu juga dengan jumlah penduduk.

Rusia memiliki penduduk sebanyak 146,7 juta, sedangkan Ukraina memiliki 41,3 juta penduduk.

Iklan untuk Anda: Lelaki Bekasi Temukan Cara Tumbuhkan Rambut dalam Hitungan Hari
Advertisement by
Jumlah tentara aktif di negara itu juga berbanding jauh. Rusia memiliki 1,013 juta tentara aktif, sedangkan Ukraina hanya memiliki 255 ribu tentara aktif.

Tentara aktif di Rusia didukung oleh 2 juta tentara cadangan, sementara Ukraina didukung 900 ribu tentara cadangan.

Untuk peralatan perang, kedua negara ini juga berbanding terbalik.

Berikut rincian kekuatan alat perangan Rusia vs Ukraina :

Tank
Rusia : 21.921
Ukraina : 2,480

Kendaraan Berat Multiguna
Rusia : 51.452
Ukraina : 11.437

Kendaraan APC :
Rusia : 9.931
Ukraina : 4.610

Kendaraan Tempur Ringan
Rusia : 27.672
Ukraina : 10.160

Kendaraan Peluncur Roket :
Rusia : 4.032
Ukraina : 550

Pesawat Udara Militer
Rusia : 4,206
Ukraina : 285

Jet Tempur :
Rusia : 946
Ukraina : 48

Jet Penyerang :
Rusia : 1,496
Ukraina : 25

Helikopter Tempur :
Rusia : 1.511
Ukraina : 98

Helikopter Serang :
Rusia : 538
Ukraina : 34

Pesawat Angkut:
Rusia : 429
Ukraina : 31

Pesawat Tanker :
Rusia : 19
Ukraina : -

Kapal Induk :
Rusia : 1
Ukraina : -

Kapal Selam :
Rusia : 64
Ukraina :-

Kapal Perusak :
Rusia : 15
Ukraina : -

Fregat :
Rusia : 11
Ukraina : 1

Korvet
Rusia : 85
Ukraina : -

Demikian kekuatan militer Rusia vs Ukraina.  (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages