Rusia Sebut Hampir 500 Prajurit Gugur selama Invasi ke Ukraina

Untuk pertama kali Rusia membeberkan jumlah korban dari kubunya selama melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. (Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO)
Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia mengatakan 498 tentaranya tewas selama "operasi militer khusus" berlangsung di Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Ini pertama kalinya Rusia mengumumkan jumlah korban dari pihaknya selama melancarkan invasi ke Ukraina.
"Empat ratus sembilan puluh delapan prajurit Rusia tewas dalam menjalankan tugas," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, melalui pernyataan pada Rabu (2/3).
Konashenkov mengatakan sekitar 1.597 pasukan Rusia pun terluka selama operasi militer berlangsung di Ukraina.
Sementara itu, jumlah korban tewas itu berbeda dengan yang dilaporkan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim hampir 6.000 tentara Rusia tewas selama enam hari terakhir invasi berlangsung.
Dua pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan Rusia telah kehilangan setidaknya 3-5 persen tank-tank, pesawat tempur, hingga alutsista lainnya selama menggempur Ukraina.
Di sisi lain, Ukraina disebut telah kehilangan 10 persen alutsistanya selama melawan agresi Rusia.
Konashenkov lantas menyebut laporan yang menyebutkan Rusia menderita kerugian besar dalam pertempuran dengan Ukraina merupakan "disinformasi sistematis".
Ukraina terus berada dalam tekanan menyusul gempuran militer Rusia yang semakin menggila di hari ketujuh invasi berlangsung per Rabu (2/3).
Pertempuran dan ledakan terus terjadi di sejumlah kota, di antaranya kota terbesar Ukraina seperti Kharkiv dan ibu kota Kiev.
Sejak invasi dimulai, Rusia tercatat meluncurkan 400 rudal ke Ukraina.
Invasi Rusia juga menimbulkan banyak korban. Menurut data pemerintah Ukraina per hari ini korban tewas mencapai 2.000 orang. Sementara itu sekitar 560 ribu orang dilaporkan mengungsi.
Kepada AS, Ukraina juga mendesak pengiriman bantuan senjata tambahan. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menuturkan negaranya membutuhkan banyak pasokan senjata tambahan terutama bagi angkatan udara mereka.
(rds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar