Sampaikan Permintaan Maaf, Shell Bakal Setop Beli Minyak Mentah Rusia - inews

 

Sampaikan Permintaan Maaf, Shell Bakal Setop Beli Minyak Mentah Rusia

Sampaikan Permintaan Maaf, Shell Bakal Setop Beli Minyak Mentah Rusia
Aditya Pratama 

LONDON, iNews.id - Shell menyampaikan permintaan maaf setelah membeli minyak mentah Rusia pada pekan lalu. Perusahaan bakal menarik diri sepenuhnya dari segala keterlibatan dalam hidrokarbon Rusia atas invasi negara itu ke Ukraina.

"Kami sangat menyadari bahwa keputusan kami minggu lalu untuk membeli kargo minyak mentah Rusia tidak tepat, dan kami minta maaf," ujar Chief Executive Officer Shell Ben van Beurden dikutip dari Reuters, Selasa (8/3/2022).

Seperti diketahui, Shell membeli kargo minyak mentah Rusia dari pedagang Swiss Trafigura di S&P Global Platts yang dimuat dari pelabuhan Baltik dengan rekor terendah Brent dikurangi 28,50 dolar AS per barel.

Shell sebelumnya pekan lalu mengatakan akan keluar dari semua operasinya di Rusia, termasuk pabrik LNG Sakhalin 2 unggulan di mana ia memegang 27,5 persen saham, dan yang 50 persen dimiliki dan dioperasikan oleh grup gas Rusia, Gazprom.

Shell bergabung dengan sejumlah perusahaan, termasuk BP, yang mengatakan telah meninggalkan 19,75 persen sahamnya di raksasa minyak Rusia, Rosneft. Namun, itu masih salah satu dari sedikit perusahaan Barat yang terus membeli minyak mentah dari Rusia sejak konflik di Ukraina meningkat.

Perusahaan energi utama Inggris itu mengatakan akan mengubah rantai pasokan minyak mentahnya untuk menghapus volume dari negara yang terkena sanksi secepat mungkin dan menutup stasiun layanannya, serta bahan bakar penerbangan dan operasi pelumas di Rusia.

Perusahaan mengatakan, perubahan rantai pasokan bisa memakan waktu berminggu-minggu untuk diselesaikan dan akan menyebabkan pengurangan produksi di beberapa kilangnya.

Penarikan dari produk minyak bumi Rusia, gas pipa dan gas alam cair (LNG) akan dilakukan secara bertahap. Perusahaan juga berencana untuk mengakhiri keterlibatannya dalam pipa gas Nord Stream 2 Baltik yang menghubungkan Rusia ke Jerman, yang dibantu pembiayaannya sebagai bagian dari konsorsium.

Pada Senin (7/3/2022), Reuters melaporkan bahwa Amerika Serikat bersedia untuk melanjutkan larangan impor minyak Rusia tanpa partisipasi sekutu di Eropa sehubungan dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Harga minyak telah melonjak ke level tertinggi sejak 2008 karena penundaan potensi kembalinya minyak mentah Iran ke pasar global dan karena Amerika Serikat dan sekutu Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor Rusia.

Editor : Aditya Pratama

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya