Sejarah Madiun, Kabupaten di Jatim yang Asal-usul Namanya Konon dari Hantu Berayun-ayun Halaman all - Kompas
Sejarah Madiun, Kabupaten di Jatim yang Asal-usul Namanya Konon dari Hantu Berayun-ayun Halaman all - Kompas.com
KOMPAS.com - Madiun merupakan salah satu daerah yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Secara administratif, Madiun saat ini terdiri dari dua pemerintahan daerah yaitu Kabupaten Madiun dan Kota Madiun.
Wilayah Madiun cukup strategis karena berada di jalur utama Surabaya-Yogyakarta.
Selain itu, Madiun juga dilintasi oleh jalur kereta api lintas selata Pulau Jawa yang merupakan Daerah Operasi VII Madiun.
Asal Kata Madiun
Dalam catatan yang ada, wilayah Madiun sudah memiliki pemerintahan pada tahun 1568.
Video Rekomendasi
Madiun masuk dalam wilayah Kerajaan Demak dan dipimpin oleh seorang bernama Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno.
Saat itu wilayah Madiun masih bernama Wanaasri. Sedangkan nama Madiun sendiri berasal dari kisah Ki Ageng Ronggo atau yang juga dikenal Panembahan Timur.
Konon saat membuka hutan untuk dijadikan pusat pemerintahan, Ki Ageng Ronggo sering mendapatkan gangguan.
Gangguan itu berasal dari hantu yang berayun-ayun yang sering menampakkan diri kepada Ki Ageng Ronggo.
Dalam bahasa Jawa, hantu disebut “medi”, sedangkan berayun-ayun disebut “ayun-ayun”.
Sejak saat itu, daerah tempat Ki Ageng Ronggo membuka hutan dikenal dengan nama “Mediyun” yang dalam perkembangannya menjadi Madiun.
Sementara dalam keterangan yang lain disebutkan bahwa Madiun berasal dari nama pusaka milik Ki Ageng Ronggo.
Pusaka itu berupa keris yang bernama Kiai Tundhung Medhiun.
Sejarah Kabupaten Madiun
Pemerintahan di Madiun sudah ada sejak tahun 1568, tepatnya pada masa Kerajaan Demak.
Saat itu, pemerintahan bernama Kabupaten Madiun beridiri tanggal 18 Juli 1568 atau 15 Suro 1487 Be dalam kalender Jawa.
Tanggal tersebut bertepatan dengan pelantikan Ki Ageng Ronggo Jumeno atau Pangeran Timur.
Namun kabupaten yang dipimpin Ki Ageng Ronggo belum bernama Madiun, namun Purabaya yang berpusat di Desa Sogaten.
Dalam perjalanannya, Kabupaten Purubaya pernah dipimpin oleh bupati perempuan bernama Raden Ayu Retno Dumilah.
Retno Dumilah merupakan putri dari Pangeran Timur. Saat kekuasaan Retno Dumilah ini terjadi penaklukkan oleh Mataram Islam.
Penyerangan Mataram Islam ke Purubaya terjadi pada tahun 1586-1587. Awalnya Mataram menderita kekalahan.
Namun Panembahan Senopati sebagai penguasa Mataram Islam pertama tidak kalah akal.
Dia melakukan serangan secara mendadak ke pusat istana Kabupaten Purbaya yang hanya dipertahankan Retno Dumilah dengan sedikit pasukan saja.
Dalam penyerangan itu, Panembahan Senopati berhasil merebut Pusaka Tundhung Medhiun.
Berikutnya Panembahan Senopati justru membujuk Retno Dumilah untuk bersedia dipersunting menjadi istri.
Retno Dumilah bersedia dan kemudian diboyong ke Plered, yaitu istana Mataram Islam.
Pada 16 November 1590, nama Kabupaten Purbaya kemudian diganti menjadi Kabupaten Madiun.
Penggantian nama itu menjadi tanda bahwa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh Mataram.
Sumber:
Madiunkab.go.id
Madiunkota.go.id
Komentar
Posting Komentar