Situasi di Mariupol Mengkhawatirkan, Warga Ukraina Tanpa Makanan dan Listrik
Daniel Ahmad
Yudono Yanuar

TEMPO.CO, Jakarta - Warga sipil Ukraina menderita kelaparan dan harus berebut makanan dalam kondisi putus asa di Mariupol, kota pelabuhan yang dikepung pasukan Rusia.
Sasha Volkov, kepala delegasi Palang Merah di Mariupol, mengatakan kepada BBC, ada pihak yang diam-diam menjual sayuran, tetapi makanan lain tidak tersedia. Situasi memprihatinkan di Mariupol ini sampai memaksa orang-orang saling berebut makanan.
Menurut Volkov, pasokan medis juga hampir habis dan apotek dijarah empat hingga lima hari yang lalu di tengah kondisi udara beku hingga minus 9 derajat celcius di malam hari. Warga berkumpul untuk mencari kehangatan di tempat penampungan bawah tanah.
"Kami mulai sakit karena kelembaban dan dingin. Orang-orang melaporkan berbagai kebutuhan dalam pengobatan. Terutama bagi penderita diabetes dan kanker. Tapi tidak ada cara untuk menemukannya lagi di kota," kata Volkov seperti dikutip Daily Mail, Sabtu, 12 Maret 2022.
Warga Ukraina telah berlindung selama berhari-hari tanpa makanan, air dan listrik, di bawah cuaca beku, di tengah pemboman terus-menerus pasukan Rusia. Persediaan logistik sangat rendah, sampai membuat penduduk mencairkan salju untuk mendapatkan air dan anak-anak tidak diberi makan.
Sementara itu, jenazah korban jiwa dari serangan ini menumpuk di jalan-jalan Mariupol, menyusul gagalnya evakuasi yang dilakukan Kamis, 10 Maret 2022. Wakil Walikota Mariupol Sergei Orlov memperkirakan 1.207 orang telah tewas.
Sebelumnya, Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko, pada Jumat, 11 Maret 2022, mengumumkan situasi di kota pelabuhan Laut Hitam Mariupol memasuki masa kritis. Denysenko ragu bantuan kemanusiaan ke Mariupol akan berhasil, dan upaya baru untuk mengevakuasi warga sipil kemungkinan telah gagal.
Dikutip Aljazeera dari Tass, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Mariupol telah sepenuhnya dikepung sejak Jumat lalu. Para pejabat di Mariupol juga mengatakan bunyi letusan tembakan di Kota itu tidak henti-hentinya, meskipun semua jembatan dan jalan menuju kota telah dihancurkan oleh pasukan Ukraina.
Daily Mail, Aljazeera, Reuters, Tass
Tidak ada komentar:
Posting Komentar