Tak Hanya Militer, Diplomat Ukraina dan Rusia Juga Saling ‘Perang’ di Pertemuan DK PBB - Tribunnews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tak Hanya Militer, Diplomat Ukraina dan Rusia Juga Saling ‘Perang’ di Pertemuan DK PBB - Tribunnews

Share This

 

Tak Hanya Militer, Diplomat Ukraina dan Rusia Juga Saling ‘Perang’ di Pertemuan DK PBB - Halaman all

Pandangan umum tentang pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City pada 28 Februari 2022 yang membahas invasi Rusia ke Ukraina.
Pandangan umum tentang pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City pada 28 Februari 2022 yang membahas invasi Rusia ke Ukraina.

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK – Pasukan Rusia dan Ukraina hingga kini masih bertempur untuk merebut kota-kota di Ukraina.

Invasi yang dilakukan Rusia sejak Kamis (24/2/2022) itu telah membuat sejumlah pemimpin dunia mengecam tindakan tersebut, terutama AS, Eropa dan NATO.

Serangan Rusia terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Zaporizhzhia, telah membuat pertemuan mendadak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Dilansir dari Al Jazeera, para diplomat Barat dan Ukraina menuduh Rusia secara sembrono membahayakan keselamatan global.

Tuduhan itu dilontarkan setelah kebakaran terjadi di fasilitas pelatihan yang berdekatan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Pada pertemuan DK PBB, Jumat (4/3/2022) waktu setempat, utusan Ukraina, Sergiy Kyslytsya mengatakan bahwa Rusia telah melakukan "terorisme nuklir".

Itu terjadi ketika pasukan Rusia merebut Zaporizhzhia, menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai serangan terhadap "kemanusiaan".

“Akibat penembakan di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir, terjadi kebakaran yang menewaskan dan melukai beberapa orang,” kata Kyslytsya kepada dewan.

Zaporizhzhia merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.

Namun,diplomat Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menepis tuduhan bahwa pasukan Rusia menyerang Zaporizhzhia sebagai "kebohongan" dan "disinformasi".

“Anda mencoba menyajikan situasi sedemikian rupa seolah-olah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia diduga ditembaki oleh militer Rusia, akibatnya terjadi kebakaran,” kata Nebenzya kepada Dewan Keamanan.

"Pernyataan-pernyataan ini sama sekali tidak benar," tegasnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina mendapat serangan dari pasukan Rusia dan sempat terjadi kebakaran hebat sebelum berhasil dipadamkan pada Jumat (4/3/2022). (AFP/Zaporizhzhia NPP / ESN)

Nebenzya mengatakan "penyabotase" Ukraina menembaki pasukan Rusia dari fasilitas pelatihan di luar pembangkit listrik Jumat (4/3/2022) pagi.

“Patroli Rusia membalas tembakan ke titik tembak para penyabotase Ukraina di gedung kompleks pelatihan dan memadamkan api mereka,”

“Saat Rusia meninggalkan itu, penyebotase Ukraina membakar fasilitas pelatihan,” kata Nebenzya.

Dia menekankan bahwa pasukan Rusia tidak mengganggu pekerjaan operator pabrik tetapi berusaha untuk memastikan keamanan fasilitas.

Kebakaran terjadi ketika pasukan Rusia merebut pembangkit itu lebih dari seminggu setelah merebut tempat nuklir Chernobyl di Ukraina utara.

Sementara itu Dubes AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield menuduh Rusia melakukan tindakan “sembrono dan berbahaya”.

Tindakan itu, katanya, dapat mengancam keselamatan Ukraina dan Eropa setelah operasi militer Rusia yang merebut pembangkit nuklir Zaporizhzhia.

"Dunia nyaris menghindari bencana nuklir tadi malam," kata Thomas-Greenfield kepada dewan.

Utusan AS itu meminta Moskow untuk menarik pasukannya dari tempat nuklir tersebut.

Serta mengizinkan perawatan medis untuk personel yang terluka dan mengizinkan operator untuk berkomunikasi dengan regulator nuklir dan melakukan perubahan shift.

“Rusia harus menghentikan penggunaan kekuatan lebih lanjut yang dapat membahayakan 15 reaktor yang dapat dioperasikan di seluruh Ukraina,”

“atau mengganggu kemampuan Ukraina untuk menjaga keselamatan dan keamanan 37 fasilitas nuklirnya dan populasi di sekitarnya,” kata Thomas-Greenfield.

Raphael Grossi, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) juga pengawas nuklir PBB, mengatakan bahwa sebuah proyektil menghantam sebuah bangunan yang berdekatan dengan pembangkit nuklir.

Itu telah memicu kebakaran dan melukai dua personel keamanan.

Dia menambahkan bahwa api padam dan tidak menyebabkan kerusakan pada reaktor nuklir di fasilitas tersebut.

"Penting untuk mengatakan bahwa semua sistem keselamatan dari enam reaktor di pabrik tidak terpengaruh sama sekali,”

“dan tidak ada pelepasan bahan radioaktif. Sistem yang kami miliki untuk mengukur radiasi juga berfungsi penuh,” kata Grossi kepada wartawan.

Ditanya tentang sumber serangan yang menyebabkan kebakaran, Grossi menuduh itu adalah milik pauskan Rusia.

“Apa yang kami pahami adalah bahwa proyektil ini adalah proyektil yang datang dari pasukan Rusia. Kami tidak memiliki detail tentang proyektil macam apa ini,” katanya.

Di samping itu, para menteri luar negeri G7 merilis pernyataan bersama yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, menyerukan Moskow untuk mengakhiri “agresinya” dan segera menarik pasukannya.

"Kami mendesak Rusia untuk menghentikan serangannya terutama di sekitar langsung pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina," kata pernyataan itu. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages