Uni Afrika Sesalkan Tindakan Rasisme di Perbatasan Ukraina - SINDOnews

 

Uni Afrika Sesalkan Tindakan Rasisme di Perbatasan Ukraina

Pengungsi dari Ukraina terlihat beristirahat di titik penerimaan sementara yang diselenggarakan di stasiun kereta api utama di Przemysl, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. - Secara keseluruhan, lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak penguasa era Soviet Moskow meluncurkan serangan penuh. invasi skala besar pada 24 Februari, dengan lebih dari setengahnya melarikan diri ke negara tetangga Uni Eropa dan anggota NATO Polandia, kata PBB pada 28 Februari 2022. (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP)
Pengungsi dari Ukraina terlihat beristirahat di titik penerimaan sementara yang diselenggarakan di stasiun kereta api utama di Przemysl, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. - Secara keseluruhan, lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak penguasa era Soviet Moskow meluncurkan serangan penuh. invasi skala besar pada 24 Februari, dengan lebih dari setengahnya melarikan diri ke negara tetangga Uni Eropa dan anggota NATO Polandia, kata PBB pada 28 Februari 2022. (Photo by Wojtek RADWANSKI / AFP)
X

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Uni Afrika dan Presiden Republik Senegal saat ini, Macky Sall, dan Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, membuat pernyataan terkait rasisme yang terjadi diperbatasan Ukraina.

Dalam pernyataan yang diunggah di situs resmi Uni Afrika, keduanya menyayangkan tindakan menolak warga Afrika menyebrangi perbatasan Ukraina.

"Mengikuti dengan cermat perkembangan di Ukraina dan sangat terganggu oleh laporan bahwa warga Afrika di sisi perbatasan Ukraina ditolak haknya untuk menyeberangi perbatasan demi keselamatan," tulis pernyataan yang diunggah Rabu (2/3/2022).

Kedua Ketua mengingatkan bahwa semua orang memiliki hak untuk melintasi perbatasan internasional selama konflik.

Dengan demikian, semua orang harus menikmati hak yang sama untuk menyeberang ke tempat yang aman dari konflik di Ukraina, terlepas dari kebangsaan atau identitas ras mereka. 

"Laporan bahwa orang Afrika dipilih untuk perlakuan berbeda yang tidak dapat diterima akan sangat rasis dan melanggar hukum internasional," lanjutnya.

Dalam hal ini, Keduanya mendesak semua negara untuk menghormati hukum internasional dan menunjukkan empati.

Termasuk memberikan dukungan yang sama kepada semua orang yang melarikan diri dari perang terlepas dari identitas ras mereka. 

"Para Ketua memuji upaya negara-negara Anggota Uni Afrika dan kedutaan mereka di negara-negara tetangga untuk menerima dan mengarahkan warga negara Afrika dan keluarga mereka yang mencoba menyeberangi perbatasan dari Ukraina ke tempat yang aman," lanjut pernyataan itu.

Tags:

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya