Warga Mariupol Ukraina Dipaksa Pergi ke Rusia - CNN Indonesia

 www.cnnindonesia.com

Warga Mariupol Ukraina Dipaksa Pergi ke Rusia

CNN Indonesia
3-4 minutes
Minggu, 20 Mar 2022 07:55 WIB

Warga di kota Mariupol, Ukraina dipaksa pergi ke wilayah Rusia meski bertentangan dengan keinginan mereka, Sabtu (19/3) waktu setempat.: AP/Anna Szilagyi

Jakarta, CNN Indonesia --

Warga di kota Mariupol, Ukraina, disebut dipaksa pergi ke wilayah Rusia meski bertentangan dengan keinginan mereka, Sabtu (19/3) waktu setempat.

"Dalam sepekan terakhir, beberapa ribu warga Mariupol telah dibawa ke daerah Rusia. Penjajah secara ilegal membawa orang dari distrik Livoberezhny dan posko perlindungan di gedung klub olahraga, di mana lebih dari seribu orang [kebanyakan perempuan dan anak-anak] bersembunyi akibat pengeboman terus menerus," demikian pernyataan dari Dewan Kota Mariupol, Sabtu (19/3), seperti dikutip CNN.

Dewan kota menuturkan, warga Mariupol yang ditangkap kemudian dibawa ke kamp untuk dicek ponsel dan dokumennya oleh pasukan Rusia. Lalu, mereka diarahkan ke sejumlah kota terpencil Rusia.


"Apa yang penjajah lakukan hari ini mirip seperti generasi tua sebelumnya, yang melihat kejadian mengerikan Perang Dunia II, saat Nazi secara paksa menangkap orang-orang," kata Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, dalam pernyataan tersebut.

"Sulit untuk membayangkan bahwa pada abad ke-21, orang-orang masih bisa dibawa secara paksa ke negara lain," lanjutnya.

Mariupol merupakan salah satu titik panas di Ukraina. Pengeboman dan penembakan kerap terjadi di kota itu yang sudah beberapa hari dikuasai oleh pasukan Rusia.

Seorang Mayor tentara Ukraina menuturkan, kota Mariupol terus mengalami pengeboman. Para warga juga harus membagi persediaan dan makanan mereka di tengah banyak jenazah tergeletak di jalan.

Baru-baru ini, pertempuran antara pasukan Ukraina dengan pasukan Rusia dan kelompok separatis pro-Moskow pecah di kota itu, Jumat (18/3).

"Di Mariupol, unit-unit Republik Rakyat Donetsk dengan dukungan angkatan bersenjata Rusia mengepung dan memerangi kaum nasionalis [pasukan Ukraina] di pusat kota," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip AFP.

Selain itu, penasihat kepresidenan Ukraina, Oleksiy Arestovych, menyatakan pengeboman Rusia di Kota Mariupol menyebabkan lebih dari 2.500 orang tewas.

"Lebih dari 2.500 orang telah dibunuh, berdasarkan laporan resmi dari pihak berwenang kota. Dan ini merupakan bencana yang tidak diberikan penilaian sesuai oleh dunia," kata Arestovych, Senin (14/3).

Ia menerangkan, pengeboman ini dilakukan Rusia karena pasukan Ukraina berhasil memenangkan pertempuran di Mariupol sebelumnya dan membebaskan tawanan perang.

"Namun karena ini, Rusia kini menyapu kota," ujarnya lagi.

Tak hanya itu, gedung teater di Mariupol dikabarkan menjadi sasaran serangan militer Rusia.

"Pasukan Rusia dengan sengaja menghancurkan Drama Theatre di pusat Mariupol. Pesawat menjatuhkan bom di gedung tempat ratusan penduduk Mariupol bersembunyi dengan damai," tulis Dewan Kota Mariupol dalam saluran Telegram.

Akibat serangan terus-menerus, warga di kota ini terancam mengalami bencana kemanusiaan. Warga juga dilaporkan kekurangan air, pangan, dan listrik.

(pwn/agn)

Baca Juga

Komentar