Aktivis Asing Soroti Kelakuan Kanada Buang Sampah ke Indonesia
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2021%2F08%2F16%2Fgalfot-cinta-merah-putih-4_169.jpeg%3Fw%3D460%26q%3D90)
Kelompok aktivis asing melalui tayangan film dokumenter menyoroti kasus kiriman sampah secara ilegal dari Kanada ke sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia.
The Fifth Estate dalam tayangan dokumenter menemukan bahwa perusahaan daur-ulang Kanda mengirim sampah rumah tangga yang tak terpilah secara ilegal.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2022%2F03%2F19%2Fkonser-perayaan-8-tahun-aneksasi-krimea-oleh-rusia-5_169.jpeg)
Kiriman ini dilakukan dengan cara menyembunyikan sampah tak terpilah itu ke sampah yang sudah mendapatkan persetujuan untuk diekspor.
"Isi tempat sampah biru kami dikumpulkan dan dibuang dan 3,3 juta ton sampah plastik dipilah per tahun. [Namun] kurang dari sepuluh persen [sampah] plastik itu didaur ulang," kata jurnalis The Fifth Estate, Gillian Findlay, dalam dokumenter berjudul "Canadian Recycling Companies Caught Shipping Illegal Trash Overseas," yang dipublikasikan, Kamis (21/4).
Salah satu aktivis cilik asal Indonesia, Aeshnina Azzahra Aqilani (14), juga mengungkapkan kekhawatirannya atas masalah sampah plastik yang dikirim Kanada ke RI.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2022%2F04%2F18%2Fkota-mariupol-semakin-kritis-2_169.jpeg)
Ia membuat surat kepada Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, untuk tak membuang sampah plastik Kanada ke Indonesia.
"Kepada, Perdana Menteri [Kanada], kenapa Anda mengirim sampah Anda ke negara saya? Anda harus mengelola sampah Anda di negara Anda," ujar Nina dalam dokumenter tersebut.
Dokumenter tersebut kemudian menunjukkan aktivitas Nina yang berupaya memungut sampah plastik di Sungai Brantas, Jawa Timur, bersama teman-temannya. Terlihat tumpukan sampah plastik memenuhi pinggiran sungai dan tersangkut pada tumbuhan yang berada di daerah itu.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2022%2F04%2F08%2Fpemampakan-tentara-chechen-bertempur-bela-rusia-di-ukraina-4_169.jpeg)
Selain itu, Nina juga menceritakan masalah pembelian sampah kertas di Indonesia.
"Jadi pabrik kertas di Indonesia, mereka membeli sampah kertas dari negara maju, tetapi negara maju, mereka menyelundupkan sampah plastik mereka ke Indonesia karena mereka tahu bahwa daur ulang plastik itu sangat sulit dan mahal. Makanya mereka selundupkan saja ke Indonesia," kata Nina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar