Apa Itu Pap Smear Sebelum Vaksin HPV: Tes Skrining Kanker Serviks
Ginekolog memeriksa pasien menggunakan colpscope. iStockphoto/Getty Images
Apa itu Pap Smear yang dilakukan sebelum vaksinasi HPV, bagi perempuan yang aktif secara seksual.
Vaksinasi HPV sendiri adalah salah satu cara pencegahan perempuan tertular human papilloma virus (HPV), satu virus penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim.
Dalam ketentuan medis, bagi mereka yang aktif secara seksual meski masih berada di bawah 21 tahun, pap smear disarankan untuk dilakukan sebelum melakukan vaksinasi HPV. Apa sebenarnya pap smear ini?
Apa Itu Pap Smear?
Pap Smear adalah screening kanker serviks yang dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang bernapa spekulum (cocor bebek) yang dimasukkan ke dalam mulut vagina untuk mengeksplorasi vagina lebih jelas.
Selanjutnya, sampel sel pada serviks akan diambil menggunakan spatula untuk kemudian diperiksa sel-selnya di laboratorium. Dengan pemeriksaan ini, bisa terdeteksi kemungkinan diferensiasi sel serviks yang abnormal bahkan menjurus ke keganasan.
Apakah pemeriksaan pap smear menyakitkan?
Dokter Venita dari yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta di Jakarta, Rabu (13/3/2019) menjelaskan terkait pap smear.
"Dibaringkan diranjang terus kakinya diangkat, dibuka pakai spekulum, lalu diambil sedikit selnya pakai brush yang tipis. Jadi enggak sakit," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.
Venita menjelaskan, rasa sakit biasanya muncul bila perempuan yang dipapsmear merasa tegang. Jika dia bisa rileks, maka rasa sakit tak akan muncul.
"Kadang orang bilang sakitnya pas dibuka. Tetapi kalau orangnya rileks enggak sakit. Karena kalau tegang itu makin bisa sakit, kan otot. Makin rileks makin enggak sakit. Itu cuma sebentar kok. Hitungan detik kok kami mengambil sampelnya," kata dia.
Selain tak menyakitkan, pap smear juga tidak menyebabkan bekas luka apapun. Setelah melakukan prosedur ini, kaum hawa bisa melakukan berbagai kegiatan sesuai kesehariannya.
Di Indonesia, pemeriksaan pap smear biasanya hanya dilakukan oleh perempuan yang telah aktif secara seksual. Sementara di Amerika, tidak demikian.
Sementara itu, American Society for Colposcopy and Cervical Pathology menyusun panduan untuk melakukan pap smear. Dalam panduan itu disebutkan bahwa perempuan berusia 21 sampai 65 tahun, baik yang aktif secara seksual maupun tidak, disarankan melakukan pemeriksaan pap smear.
Namun, bagi mereka yang aktif secara seksual meski masih berada di bawah 21 tahun, pap smear disarankan untuk dilakukan.
Panduan itu menjelaskan bahwa kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) yang biasanya menular secara seksual. Namun, tak semua kanker serviks berasal dari infeksi virus. Ia bisa juga dari pembalut atau kondisi vagina yang tidak bersih.
Oleh karena itu, semua perempuan disarankan memulai pemeriksaan dini kanker serviks mereka dengan pap smear setiap tiga tahun yang dimulai pada usia 21 tahun.
Jika sampai usia 30 tahun hasil tes pap smear menunjukkan negatif, frekuensi pemeriksaan bisa dikurangi menjadi lima tahun sekali. Ketika perempuan berusia di atas 65 tahun, pemeriksaan pap smear tak perlu lagi dilakukan.
Pap smear atau pemeriksaan apusan lendir rahim merupakan bentuk pencegahan sekunder atau deteksi dini kanker serviks selain tes IVA. Sementara pencegahan primernya adalah vaksinasi HPV.
Baca juga artikel terkait VAKSIN HPV atau tulisan menarik lainnya Yulaika Ramadhani
(tirto.id - Kesehatan)
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya
Berita Menarik Lainnya
Komentar
Posting Komentar