Eropa Belum Setujui Embargo Minyak Rusia, Terhambat Kedekatan PM Hongaria-Putin?
Daniel Ahmad
Yudono Yanuar
TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa sedang menyusun proposal embargo minyak dari Rusia. Menteri luar negeri Irlandia, Lithuania dan Belanda kompak memastikan ini, meskipun belum ada kesepakatan untuk melarang minyak mentah Rusia.
"Mereka sekarang bekerja untuk memastikan bahwa minyak adalah bagian dari paket sanksi berikutnya," kata Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney seperti dilansir dari Reuters, Selasa, 12 April 2022.
Para menteri luar negeri UE menggelar pertemuan di Luksemburg pada Senin. Diplomat top UE Josep Borrell, mengatakan, banyak di antara mereka sepakat dengan ide tersebut.
Kendati begitu, Borrell menyebut, masih ada negara yang menganggap embargo minyak Rusia adalah keputusan yang berat sebelah. Dia sebelumnya mengatakan embargo harus terjadi cepat atau lambat.
Untuk mencapai kesepakatan sanksi embargo, UE membutuhkan suara bulat dari 27 negara anggota. France 24 melaporkan, salah satu hambatan untuk memperluas sanksi energi adalah Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, pemimpin UE yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Parlemen Eropa pekan lalu sudah memilih untuk embargo, meskipun keputusannya tidak mengikat. Jerman sudah menegaskan, bahwa UE setuju, bagaimana pun, untuk mengintensifkan pengiriman senjata ke Ukraina.
Borrell pada Kamis, 7 April, mengatakan bahwa UE telah menghabiskan sekitar 35 miliar euro (Rp 548,6 triliun) untuk membeli energi Rusia, sejak invasinya ke Ukraina. Banyak di antara yang pro-embargo menilai UE menyokong perbendaharaan perang Putin
Saat bersamaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta politikus Barat untuk segera menyetujui embargo minyak Rusia. Zelensky mengeluhkan mereka yang gagal bergerak cepat hingga jatuhnya nyawa warga negara Ukraina.
Reuters | France 24
Komentar
Posting Komentar