Hongaria Sebut Bayar Gas Rusia Pakai Rubel Tak Melanggar Sanksi Uni Eropa
Selasa, 12 April 2022 - 13:45 WIB
BUDAPEST - Hongaria berencana membayar gas Rusia dalam mata yang euro melalui Gazprombank, yang akan mengubah pembayaran menjadi rubel untuk memenuhi persyaratan baru yang ditetapkan oleh Presiden Vladimir Putin. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto pada hari Senin, waktu setempat.
Sebelumnya seperti diketahui Putin telah memperingatkan, Eropa bakal memangkas pasokan gas kecuali membayar dalam rubel. Kebijakan Putin tersebut sebagai balasan atas sanksi Barat karena mengecam invasi Moskow ke Ukraina.
Baca Juga: Putin: Negara Tak Bersahabat Bayar Gas Rusia dengan Rubel
Di bawah skema tersebut, anak perusahaan grup energi Hongaria MVM, CEE Energy akan membayar tagihan yang harus dibayar dalam mata yang euro. Selanjutnya gazprombank akan mengkonversinya menjadi rubel dan kemudian ditransfer ke Gazprom Export Rusia, seperti disampaikan oleh Szijjarto saat konferensi pers.
Sebelum jatuh tempo dalam beberapa minggu lagi, Komisi Eropa mengatakan bahwa mereka yang mempunyai kontrak dengan pembayaran menggunakan euro atau dolar harus tetap berpegang pada hal itu.
Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban mengatakan, pada pekan lalu bahwa Hongaria siap untuk membayar dengan rubel untuk gas Rusia. Dan menegaskan apa yang mereka lakukan tidak melanggar sanksi Uni Eropa.
"Adapun keputusan membayar dengan rubel, kami memiliki solusi yang tidak melanggar sanksi apapun. Tetapi pada saat yang sama mengamankan pasokan gas Hongaria," kata Szijjarto.
Szijjarto menjelaskan, opsi untuk membayar tagihan dalam mata uang lain daripada euro dimasukkan dalam kontrak bilateral antara CEE Energy dan Gazprom Export yang disimpulkan pada bulan September, yang sekarang akan dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan yang direncanakan.
Baca Juga: Eropa Terpecah Soal Sanksi Embargo Minyak dan Gas Rusia
Dia tidak menjelaskan secara rinci apakah penggunaan mata uang Rusia termasuk dalam persyaratan pembayaran baru. Szijjarto menambahkan, bahwa Hongaria yang bergantung pada Rusia untuk sebagian besar minyak dan gasnya, menentang Uni Eropa mengambil pendekatan bersama untuk masalah ini, yang dianggap Budapest sebagai masalah bilateral.
Pemerintah Hongaria diketahui terus membangun hubungan bisnis yang mesra dengan Moskow selama lebih dari satu dekade. Meraih kekuasaan untuk masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan seminggu yang lalu, di antara janji Szijjarto adalah tetap menjaga keamanan pasokan gas untuk rumah tangga Hongaria.
Semenara itu Eksekutif Uni Eropa sedang menyusun proposal untuk embargo minyak Uni Eropa terhadap Rusia. Namun Menteri luar negeri Irlandia, Lithuania dan Belanda mengatakan pada hari Senin, masih belum ada kesepakatan terkait larangan minyak mentah Rusia.
Sebelumnya seperti diketahui Putin telah memperingatkan, Eropa bakal memangkas pasokan gas kecuali membayar dalam rubel. Kebijakan Putin tersebut sebagai balasan atas sanksi Barat karena mengecam invasi Moskow ke Ukraina.
Baca Juga: Putin: Negara Tak Bersahabat Bayar Gas Rusia dengan Rubel
Di bawah skema tersebut, anak perusahaan grup energi Hongaria MVM, CEE Energy akan membayar tagihan yang harus dibayar dalam mata yang euro. Selanjutnya gazprombank akan mengkonversinya menjadi rubel dan kemudian ditransfer ke Gazprom Export Rusia, seperti disampaikan oleh Szijjarto saat konferensi pers.
Sebelum jatuh tempo dalam beberapa minggu lagi, Komisi Eropa mengatakan bahwa mereka yang mempunyai kontrak dengan pembayaran menggunakan euro atau dolar harus tetap berpegang pada hal itu.
Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban mengatakan, pada pekan lalu bahwa Hongaria siap untuk membayar dengan rubel untuk gas Rusia. Dan menegaskan apa yang mereka lakukan tidak melanggar sanksi Uni Eropa.
"Adapun keputusan membayar dengan rubel, kami memiliki solusi yang tidak melanggar sanksi apapun. Tetapi pada saat yang sama mengamankan pasokan gas Hongaria," kata Szijjarto.
Szijjarto menjelaskan, opsi untuk membayar tagihan dalam mata uang lain daripada euro dimasukkan dalam kontrak bilateral antara CEE Energy dan Gazprom Export yang disimpulkan pada bulan September, yang sekarang akan dimodifikasi untuk mencerminkan perubahan yang direncanakan.
Baca Juga: Eropa Terpecah Soal Sanksi Embargo Minyak dan Gas Rusia
Dia tidak menjelaskan secara rinci apakah penggunaan mata uang Rusia termasuk dalam persyaratan pembayaran baru. Szijjarto menambahkan, bahwa Hongaria yang bergantung pada Rusia untuk sebagian besar minyak dan gasnya, menentang Uni Eropa mengambil pendekatan bersama untuk masalah ini, yang dianggap Budapest sebagai masalah bilateral.
Pemerintah Hongaria diketahui terus membangun hubungan bisnis yang mesra dengan Moskow selama lebih dari satu dekade. Meraih kekuasaan untuk masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan seminggu yang lalu, di antara janji Szijjarto adalah tetap menjaga keamanan pasokan gas untuk rumah tangga Hongaria.
Semenara itu Eksekutif Uni Eropa sedang menyusun proposal untuk embargo minyak Uni Eropa terhadap Rusia. Namun Menteri luar negeri Irlandia, Lithuania dan Belanda mengatakan pada hari Senin, masih belum ada kesepakatan terkait larangan minyak mentah Rusia.
(akr)
Komentar
Posting Komentar