Komandan Perang Chechnya Ini Bela Ukraina, Sebut Ramzan Kadyrov Dibeli Putin
Tempo.co
Dewi Rina Cahyani
TEMPO.CO, Jakarta - Perang Rusia Ukraina melibatkan pejuang Chechnya di kedua belah pihak. Di Rusia, ada nama Ramzan Kadyrov yang merupakan pemimpin Republik Chechnya. Sementara di sisi Ukraina, ada Sheikh Mansur, komandan Batalyon Chechnya yang berperang melawan Rusia.
Dilansir dari Al Arabiya, Jumat, 29 April 2022, Sheikh Mansur menyebut Ramzan Kadyrov adalah seorang pengkhianat yang telah dibeli oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Kadyrov mengirim pasukan untuk berperang bersama Rusia melawan Ukraina. Namun, ada laporan tentang beberapa orang Chechnya yang bertempur bersama Ukraina di medan perang, mengambil sikap melawan Rusia.
“Sayangnya Kadyrov adalah pengkhianat. Tentu saja jika Anda bertanya tentang hal itu, kami tidak akan pernah mengizinkan seseorang seperti Kadyrov mewakili rakyat Chechnya,” kata Sheikh Mansur. “Kami adalah orang yang berpikiran terbuka, mencintai kebebasan, dan kami memberikan bantuan kepada siapa pun yang membutuhkan. Kami tidak akan pernah mengatakan bahwa kami adalah tentara atau budak siapa pun.”
Dia melanjutkan, “Putin sebenarnya telah membeli Kadyrov. Dia memberinya makanan mewah, lalu memerintahkannya untuk pergi dan menyerang Ukraina.”
Batalyon Chechnya telah hadir di Ukraina sejak 2014. Sheikh Mansur menyebut saat itu adalah dimulainya perang melawan Rusia.
Ia mengungkapkan diundang oleh pasukan Ukraina untuk berperang melawan Rusia tetapi melakukannya di bawah bendera nasional sendiri Ichkeria. "Tentu saja, kami mengoordinasikan semua tindakan kami dengan Pasukan Ukraina saat kami berjuang bersama melawan musuh bersama, kejahatan bersama.”
Pasukan Ukraina telah melengkapi Batalyon Chechnya dengan persenjataan yang diperlukan untuk melawan Rusia. “Batalyon terdiri dari lebih dari 100 pria bersenjata, dan mereka dianggap sebagai pasukan elit yang ditempatkan di titik-titik perang,” kata Sheikh Mansur.
Saat awal invasi militer Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, pasukannya dikerahkan di pinggirian Kyiv. Mereka kemudian dipindahkan saat pertempuran semakin intensif ke garis depan.
Sekarang Batalyon Chechnya ini hadir di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung dan daerah lain di mana pertempuran terus meningkat. “Kami memiliki sekitar 100 pejuang dan kami melakukan operasi khusus seperti serangan taktis, penyergapan, dan kami juga mengamankan posisi tertentu,” ujarnya.
Sheikh Mansur menjelaskan sekarang ada beberapa orang Arab dan Muslim yang telah bergabung dalam pertempuran bersama Ukraina dan dua batalyon Chechnya. “Ada beberapa orang Arab yang saya tidak kenal secara pribadi di antara jajaran berbagai brigade dan batalyon Angkatan Darat Ukraina. Sebagian besar dari mereka tinggal di Ukraina sebelum perang,” ungkap Mansur.
Banyak dari mereka termasuk orang-orang dari Uzbekistan, Azerbaijan, dan Georgia yang ikut berperang melawan Rusia. “Selain itu, banyak warga Ukraina yang masuk Islam,” katanya.
Semua sukarelawan yang berjuang bersama Ukraina harus melalui pemeriksaan izin keamanan oleh Badan Intelijen Ukraina. Banyak musuh yang mencoba menyusup ke barisan yang dipimpin Mansur, ada beberapa di antaranya anak buah Ramzan Kadyrov.
Baca: Zelensky Tuding Invasi Putin Tidak Akan Berhenti Hanya di Ukraina
AL ARABIYA
Komentar
Posting Komentar