Lepas Impor Rusia, Pemerintah Italia Incar Gas dari Afrika Selatan - SINDOnews

 

Lepas Impor Rusia, Pemerintah Italia Incar Gas dari Afrika Selatan

Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011.
Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, ROMA – Rencana pemerintah Italia yang ingin melepaskan diri dari produk Impor gas Rusia, sebagai sanksi atas invasi Putin ke Ukraina nampak makin serius.

Pemutusan kontrak perdangan gas Rusia makin diperkuat setelah perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Rabu (20/4/2022) resmi menandatangani kerjasama jual beli gas alam dengan negara Afrika Selatan.

"Hari ini kami telah mencapai kesepakatan penting lainnya dengan Afrika Selatan untuk meningkatkan pasokan gas," kata Maio dikutip Yahoo News.

Dalam kerjasama tersebut Italia nantinya akan mulai meningkatkan pasokan gas di negaranya dengan mengeksploitasi cadangan gas dari Republik Kongo dan Angola di Afrika Selatan sebanyak 45 persen.

"Kami tidak ingin bergantung pada gas Rusia lagi, karena ketergantungan ekonomi tidak boleh menjadi subjek politik," tambah Maio.

Meski kerjasama gas antara Italia dan Afrika Selatan baru bisa direalisasikan dalam 2 hingga 3 tahun mendatang, namun dengan kemitraan tersebut Italia dapat melepaskan diri dari ketergantungan gas Rusia dan mendukung rencana Barat dan AS untuk memboikot impor Rusia.

Italia sendiri merupakan negara konsumen energi gas terbesar di Eropa. Dimana hampir 95 persen gas bumi Italia didapatkan melalui impor dari beberapa negara lain, salah satunya Rusia yang mengimpor 45 persen dari total kapasitas yang ada.

Selain menjalin kerjasama dengan Republik Kongo dan Angola, Italia juga kini dikabarkan tengah meningkatkan pengiriman gas bawah laut Transmed dari Sonatrach Aljazair. Dalam kemitraan tersebut pemerintah Italia mengimpor hampir sembilan miliar meter kubik per tahun hingga 2024 mendatang.

Bahkan untuk mempercepat realisasi Italia menjadi negara di Eropa yang lebih mandiri, pemerintah pusat berupaya memacu investasi dalam energi terbarukan pada pembangkit listrik tenaga angin dan surya.

Meski rencananya kali ini membutuhkan banyak kucuran dana, namun demi mewujudkan impian Italia untuk lepas dari konsumsi gas Rusia. Pemerintah dan parlemen Italia mantap untuk mengambil langkah ini.

Tags:

Baca Juga

Komentar